Rabu 23 Oct 2013 14:14 WIB

Heryawan ke Turki Kerja Sama Ekonomi dan Pendidikan

Rep: Lingga Permesti/ Red: Djibril Muhammad
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (kedua kanan) bersama istri dan Wakil Gurbernur Jawa Barat Deddy Mizwar (kiri) bersama istri saat menggelar
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (kedua kanan) bersama istri dan Wakil Gurbernur Jawa Barat Deddy Mizwar (kiri) bersama istri saat menggelar "Open House" di Gedung Pakuan, Bandung, Kamis (8/8). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan diagendakan memimpin delegasi Provinsi Jawa Barat (Jabar) ke Intanbul, Turki, pada Rabu, (23/10). Kunjungan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi Jabar dengan Provinsi Istanbul.

Di Istanbul, Heryawan dan rombongan akan melakukan pertemuan dengan Gubernur Istanbul dan kalangan dunia bisnis setempat. Heryawan juga menyatakan, kunjungannya juga dimaksudkan guna meningkatkan kerjasama bidang pendidikan Jabar-Istanbul.

"Fokus pertama, bidang ekonomi. Kita akan menjajaki kerja sama baru dan tingkatkan yang selama ini sudah berlangsung. Intinya kita akan tingkatkan kerjasama Jabar-Istanbul, bidang investasi, perdagangan, serta sektor lain," papar Heryawan.

Menyinggung sektor pendidikan, Heryawan mengatakan, kerjasama kedua provinsi sudah berlangsung baik. Sekolah Turki misalnya, yakni Pribadi Bilingual Boarding School Bandung, telah lama beroperasi sejak 2002.

Sementera, putra-putri Jabar banyak yang memperoleh beasiswa kuliah di berbagai perguruan tinggi Turki. Capaian yang ada hingga sekarang, kata dia, akan terus ditingkatkan. Pihaknya mencoba terus menjajaki kemungkinan Turki membuka perguruan tinggi di Jabar.

Sementara di bidang energi terbarukan atau ramah lingkungan, masih ungkap Heryawan, pihaknya sedang melirik kerja sama pengembangan sumber energi geothermal.

Upaya peningkatan kerjasama ekonomi ini juga merupakan bagian implementasi komitmen Kepala Pemerintahan kedua negara.

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono saat berkunjung ke Turki pada medio 2010, membangun komitmen dengan Turki untuk meningkatkan volume perdagangan kedua negara hingga  2,24 miliar dolar AS pada 2015.

Hingga kini, sebanyak 23 jenis komoditas Indonesia yang diekspor para pengusaha dalam negeri ke Turki, dan sebagian besar juga masuk ke Istanbul. Data di kedutaan Besar Indonesia untuk Turki menunjukkan, sebanyak 23 jenis komoditi masuk ke pasar Turki.

Misalnya mebel jati dan rotan, parket kayu untuk lantai, produk kayu, kelapa sawit, kelapa, produk makanan, daging, minyak nabati, serat buatan, karet dan produk karet, makanan laut, alat-alat mesin dan perangkatnya, produk kertas serta produk lainnya.

Heryawan menegaskan, sebagian besar mata ekspor Indonesia tersebut juga menjadi andalan dunia usaha di Jabar. Sektor ekonomi lain yang tidak kalah potensial, masih papar Heryawan, yakni pariwisata. Pendapatan asli daerah (PAD) Istanbul sendiri disumbang sektor pariwisata, bahkan berada di urutan papan atas.

"Istanbul serupa dengan Jabar. Kedua provinsi ini dianugerahi alam yang sangat indah. Begitu pula kekayaan peninggalan sejarah. Namun Turki telah maksimal mengolah keindahan alam. Kita akan belajar dari Istanbul," tutur Heryawan.

Delegasi Jabar direncanakan berada di Istanbul, Turki, hingga 30 Oktober 2013. Delegasi terdiri atas Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPPMD) BKPPMD, Kepala Dinas Pendidikan, serta Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

Selain itu, Heryawan juga mengajak beberapa utusan dari dunia usaha Jabar, khususnya kalangan perhotelan dan biro perjalanan wisata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement