REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Kantor Imigrasi Kelas II Bogor mengklaim jumlah imigran yang ditempatkan di Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat terus berkurang seiring pengiriman pendatang asing itu ke negara ketiga.
Hingga Oktober ini jumlah imigran yang ditempatkan di Puncak tercatat sebanyak 72 orang. Mereka terdiri dari 38 imigran yang ditampung oleh International Organization for Migration (IOM) dan 34 orang oleh Jesuit Refugee Service (JRS).
Keterangan itu disampaikan staf pengawas Bidang Pengawasan, Sub Bidang Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian, Kantor Imigrasi Bogor, Rojak, di Bogor, Selasa (22/10).
Rojak menyebutkan jumlah imigran pencari suaka yang ditempatkan di Puncak terus mengalami penurunan bila di banding tahun 2012 yang jumlahnya mencapai hingga 500 orang.
Menurut Rojak, keberadaan imigran di kawasan Puncak memang menimbulkan pro dan kontrak di masyarakat, lantaran perilaku para imigran tidak menyesuaikan diri dengan warga setempat.
"Ini menjadi pengawasan Imigrasi, agar keberadaan imigran ini tidak mengganggu keamanan dan ketertiban di masyarakat," ujar Rojak.
Rojak menjelaskan, bawah imigran yang ditempatkan di Puncak merupakan imigran yang mendapat fasilitas dari UNHCR melalui organisasi kemanusiaan yang mengurusi pengungsi yakni IOM dan JRS.
Para imigan difasilitasi tempat tinggal dan juga dibayai kebutuhan hidup sehari-hari oleh IOM dan JRS di tempat yang telah disediakan oleh ke dua organisasi tersebut.
"Mereka yang ditempatkan di Bogor ini khusus untuk wanita, anak-anak, suami istri dan lansia," kata Rojak.
Rojak menambahkan, sejauh ini pengawasan terhadap imigran di kawasan Puncak berlangsung secara rutin. Mereka yang ditempatkan di Puncak memiliki dokumen dari UNHCR sebagai pencari suaka.