Selasa 22 Oct 2013 17:08 WIB

Puluhan Ribu Balita Menderita ISPA di Daerah Ini

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Dewi Mardiani
Anak Sakit/Ilustrasi
Foto: Corbis.com
Anak Sakit/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Kondisi kesehatan Balita (Bawah Usia Lima Tahun) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, memprihatinkan. Ini ditandai data selama kurun Januari-Oktober tercatat 62.588 anak terserang ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).

Dari jumlah penderita ini, 1.507 anak di antaranya juga terserang penyakit pneumonia (radang paru), hingga mengakibatkan tiga korban meninggal dunia.

 

Pneumonia, sebuah penyakit pada paru di mana pulmonary alveolus bertanggung-jawab menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi cairan. Radang ini disebabkan berbagai hal, termasuk infeksi oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit.

Biasanya, infeksi itu akibat  bakteri streptococcus dan mycoplasma pneumoniae. Ini termasuk penyakit umum. Bisa terjadi seluruh kelompok umur, dan merupakan penyebab kematian peringkat atas diantara orang tua serta orang sakit menahun.

 

''Pneumonia merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus. Pneumonia juga salah satu penyakit ISPA yang memiliki risiko kematian cukup tinggi,'' kata Inayati Hasanah Evita Dewi, Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Pemberantasan Penyakit Menular Langsung dan Penyakit Tidak Menular (P2ML dan PTM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten, Selasa (22/10).

 

Ihwal serangan ISPA dan pneumonia, kata Inayati, hampir merata di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Klaten. Menurutnya, kedua penyakit pneumonia dan ISPA sangat rentan menjangkiti balita dibandingkan dengan usia dewasa. Penyakit ini lebih besar menyerang saat cuaca panas.

 

Kepala Dinkes Klaten, Ronny Roekmito,menambahkan, penyakit ISPA mudah menyerang pada seseorang yang kondisi tubuhnya kurang fit atau lemah. Sedang penularan melalui udara. ''Seseorang yang kondisi tubuhnya lemah mudah terkena ISPA. Berkurangnya cairan dalam tubuh menjadi faktor utama. Sehingga virus mudah tertular,'' kata Ronny.

 

Ronny menambahkan, sebagai antisipasi pencegahan, masyarakat diimbau untuk memperbanyak mengonsumsi air minum. Hal itu sebagai pengganti cairan dalam tubuh yang berkurang akibat meningkatnya produksi keringat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement