Senin 21 Oct 2013 21:07 WIB

Jangan Tekan Buruh dengan Upah Murah!

Oesman Sapta Odang.
Foto: IST
Oesman Sapta Odang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan buruh dari berbagai organisasi pekerja dan petani, memadati Istora Senayan Jakarta, Senin (21/10). Mereka hadir dalam rangka Dialog Kebanggsaan yang digelar Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).

Acara ini digagas sebagai salah satu upaya buruh untuk menuntut haknya yang selama ini terus diperjuangkan. Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Oesman Sapta Odang mengatakan, buruh dan petani tidak bisa dipisahkan.

"Buruh jangan terus ditekan dengan upah murah, padahal saat ini semua harga makin lama semakin tinggi. Begitu juga dengan petani, yang seharusnya diperhatikan oleh pemerintah agar kesejahteraan menjadi lebih baik,” ujar Oesman Sapta dalam pidatonya di hadapan ribuan buruh.

Sejumlah tokoh hadir dalam acara itu, di antaranya Ketua KPK, Abraham Samad; Ketua Umum PBNU, Said Agil Siraj; KASAD Jenderal Budiman; Ketua Umum Kadin, Rizal Ramli; Ketua Umum PGRI, Soelistiyo dan Budayawan Setiawan Djodi.

Oesman Sapta berkata, sudah seharusnya buruh, guru dan petani bersatu. Karena, di antara buruh dan guru, sekarang sudah ada petani yang juga selalu mendapat tekanan. “Bayangkan, saat ini banyak hasil pertanian yang impor. Dari impor garam, beras, bahkan kedelai. Untuk impor saja, harus mengeluarkan 15 juta dollar Amerika,” ujarnya.

Ia menjamin, jika setengahnya saja disubsidikan kepada petani masa mendatang atau sepuluh tahun lagi Indonesia akan melakukan swasembada pertanian. "Semua kebutuhan tidak perlu impor lagi,” tegas Oesman Sapta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement