REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perselisihan yang terjadi antara karyawan dengan pihak manajemen Rumah Sakit (RS) Sumber Waras terus bergulir. Terlebih, paska pemutusan hubungan kerja (PHK) delapan karyawan oleh manajemen rumah sakit. Pihak manajemen mengaku terpaksa mengambil tindakan tegas, lantaran aksi demo yang dilakukan telah mengganggu pelayanan dan operasional rumah sakit.
"Awalnya ada 11 karyawan yang diduga jadi motor aksi demo. Namun, setelah kami lakukan pendekatan secara persuasif, dari 11 karyawan itu tiga diantaranya sadar. Sedangkan delapan lainnya meski sudah kami berikan SP3 tidak juga merespon peringatan hingga tertanggal 1 Oktober 2013 hingga akhirnya kami PHK," ujar Abraham Tedjanegara, Direktur Umum dan SDM RS Sumber Waras, seperti dilansir situs beritajakarta.
Kedelapan karyawan yang di PHK diantaranya mereka yang bekerja di bagian administrasi, satpam, dan kebersihan. Dikatakan Abraham, tindakan tegas terpaksa dilakukan, terlebih saat aksi demo yang dilakukan pada tanggal 27 Maret 2013, para pengunjuk rasa juga mengusir direktur umum saat menggelar rapat dengan direktur utama.
Lalu, pada tanggal 2 Maret 2013, aksi demo kembali dilakukan disertai aksi sweeping terhadap karyawan yang berkerja di area rumah sakit serta melakukan pengusuran terhadap kepala HRD dan wakilnya hingga membuat terhentinya aktivitas administrasi dan dukungan personalia. Aksi terakhir dilakukan 16 Oktober dengan melakukan pengusiran staf direksi serta menggembok paksa kantor direksi dan sekretariat.
"Jadi oleh pihak manajemen dan yayasan kesehatan sumber waras selaku pemilik yayasan demi tetap berjalannya layanan kesehatan di RS Sumber waras, sekali lagi kami tegaskan terpaksa mem-PHK kedelapan karyawan tersebut karena tindakannya sudah meresahkan dan tidak merespon SP3 yang sudah kami berikan," tandas Abraham.