REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil jajak pendapat yang dilakukan Pol-Tracking Institute menunjukkan persepsi masyarakat terhadap kinerja DPR sangat buruk. Hanya 12.64 persen responden yang menyatakan puas atas kinerja yang ditunjukkan DPR periode 2009-2014. "Sementara sisanya 61.68 persen menyatakan tidak puas, dan 25.68 persen tidah tahu/tidak menjawab," kata Direktur Riset Pol-Tracking, Arya Budi, di Jakarta, Ahad (20/10).
Bila standar kecakapan atas kepuasan publik adalah sangat buruk pada angka 0-25 persen, menurut Arya kepuasan publik terhadap DPR terggolong sangat buruk. Tingkat kepuasan itu bisa ditelusuri melalui fungsi yang dijalankan DPR, yakni legislatif, budgeting, dan pengawasan.
Responden menurutnya tidak melihat anggota DPR menjalankan tiga fungsi utamanya tersbeut dengan baik. Hal itu diperburuk dengan banyaknya anggota dewan yang tersangkut kasus hukum. Seperti kasus korupsi, skandal moral, dan komunikasi publik yang kuran etis di media.
Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristianto menilai persepsi masyarakat yang sangat buruk terhadap DPR juga menggambarkan pandangan masyarakat terhadap pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono. Karena penghuni DPR sebagian besar berasal dari Partai Demokrat. "SBY tidak bisa memaksimalkan kekuatannya di parlemen. Justru kinerja parlemen yang buruk membuat kinerja pemerintah yang dipimpin SBY semakin buruk," kata Hasto.
Jajak pendapat dilakukan pada 2010 responden dengan margin error 2.19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Populasi survei merupakan warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih. Yakni warga yang berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah saat survei dilakukan.
Pol-Tracking melakukan jajak pendapat dengan metode pengumpulan data melalui wawancara secara tatap muka menggunakan kuosioner. Survei dilaksanakan pada 13-23 September 2013 secara serentak di 33 provinsi.