Kamis 17 Oct 2013 15:49 WIB

Begini Cara Gerindra Pagari Kadernya dari Politik Dinasti

Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi (kanan), dan Sekjen partai Gerindra Ahmad Muzani (kiri)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi (kanan), dan Sekjen partai Gerindra Ahmad Muzani (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi mengatakan, partainya tidak mempermasalahkan politik dinasti, selama orang yang diajukan partai berkualitas dan terbaik untuk jadi pejabat publik, bisa diartikan baik.

Suhardi menjelaskan, ada beberapa orang terdekat Prabowo yang mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif, seperti Sarah Djojohadikusumo dan Aryo Djojohadikusumo.

Namun, Suhardi menegaskan kedua orang tersebut memiliki kemampuan yang sangat baik untuk maju sebagai calon legislatif bukan berdasarkan kedekatan keluarga semata.

"Mereka memiliki kemampuan bertaraf internasional, sehingga tidak salah Pak Prabowo memilih mereka," katanya di Jakarta, Kamis (17/10).

Gerindra, kata Suhardi, memiliki mekanisme pengawasan internal terhadap kadernya untuk tetap menjaga kualitasnya. Menurutnya, pengawasan internal ada di Majelis Etik partai yang akan mengadili apabila ada kadernya yang melanggar etika partai.

DPR kini sedang menyusun Rancangan Undang-Undang tentang Pemilihan Kepala Daerah. Pasal 12 huruf (p) RUU Pilkada yang disusun pemerintah, calon gubernur tidak boleh memiliki ikatan perkawinan, garis keturunan lurus ke atas, bawah, samping dengan hubungan kecuali ada selang waktu minimal satu tahun.

Sementara dalam Pasal 70 Huruf (p) disebutkan calon bupati tidak mempunyai ikatan perkawinan, garis keturunan lurus ke atas, ke bawah, ke samping dengan gubernur dan bupati/ wali kota kecuali ada selang waktu minimal satu masa jabatan. Hal itu diusulkan untuk memperberat syarat pencalonan agar tidak muncul calon karbitan dari keluarga kepala daerah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement