REPUBLIKA.CO.ID, SUNGAI RAYA -- Pengamat Politik dari Universitas Tanjungpura Pontianak, Kalimantan Barat, Bakran Suni berkata, hingga kini politik uang masih mengakar kuat di kalangan masyarakat Indonesia.
Karenanya, ia berkata, masyarakat harus dididik lebih jauh mengenai sistem politik yang baik dan bersih. Praktik itu juga terjadi karena muncul peluang dari sistem politik Indonesia. Karenanya, diperlukan adanya penataan ulang, sehingga untuk seseorang yang akan maju, tidak perlu dengan 'money politic'.
Bakran mengatakan, kehidupan politik sejatinya adalah untuk mewujudkan idealisme bagi masyarakat dan negara. Namun, dalam praktiknya politik adalah untuk mempengaruhi dan menggiring pilihan dan opini masyarakat dengan segala cara. Sehingga seseorang dan sekelompok orang bisa meraih kekuasaan dengan pilihan dan opini masyarakat yang berhasil di bangunnya atau dipengaruhinya.
Itu tentu memerlukan modal atau dukungan pemilik modal. Sehingga wajar jika seseorang dan partai perlu mengarahkan dana yang tidak sedikit.
"Oleh karena itulah muncul suatu fenomena yang kita kenal dengan politik uang. Hal itu juga yang menyebabkan sangat sulit untuk mengharapkan ketulusan dan ketidakpamrihan dari investasi dan risiko yang ditanggung politisi. Politik uang merupakan bagian integral dari kehidupan modern karena keberadaannya, sering dinistakan karena dalam banyak hal melahirkan malapetaka kehidupan bersama," papar Doktor pada National University of Malaysia, Bangi Kuala Lumpur, untuk Program Studi Scince Politic, Institute of Malay World and Civilization, pada Januari 2009 itu.