REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meresmikan empat Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Peresmian tersebut sehubungan dengan Peraturan Presiden RI Nomor 71/2006 yang menugaskan PT PLN (Persero) merealisasikan Fast Track Program tahap 1 (FTP-1) dengan total kapasitas 10 ribu megawatt (MW).
Pembangkit yang diresmikan adalah PLTU Pacitan berkapasitas 2x315 MW, PLTU 2 Paiton 1x660 MW, PLTU 1 Rembang 2x315 MW, dan PLTU 3 Lontar 3x315 MW. Total keseluruhan pembangkit itu memiliki daya 2.550 MW.
"Investasi Jawa Timur bagus, semoga ekonomi tumbuh, dan masyarakat sejahtera," kata SBY di PLTU Pacitan, Rabu (16/10).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik menambahkan, pembangunan pembangkit listrik sedang dipercepat pemerintah. Jika kapasitas listrik pada 2004 sebesar 25.100 MW, maka pada akhir 2009 jumlahnya mencapai 30.300 MW.
"Pada 2013 sudah mencapai 46.300 megawatt atau bertambah 16 ribu megawatt selama sembilan tahun," ujar Jero.
Dengan peresmian empat PLTU, ia berharap setidaknya masyarakat yang tinggal di Jawa dan Bali tidak perlu takut kekurangan pasokan listrik. Karena tambahan 2.250 MW tersebut langsung terkoneksi jaringan listrik Jawa dan Bali.
"Apakah jaringan listrik sudah cukup? Tetap saja kurang. Karena kemajuan masyarakat lebih cepat dari itu. Semoga Jawa Timur bagian selatan bisa semakin maju," kata Jero.
Bupati Pacitan Indartato menjelaskan, PLTU Pacitan menelan proyek sebesar Rp 6,5 triliun. Dengan diresmikannya PLTU yang berlokasi di dekat pantai selatan Jawa, hal itu jelas mempercepat ekskalasi rasio elektrifikasi di kabupaten berjuluk 1001 Goa. "Kita optimis pasokan listrik akan tercukupi," kata Indartato.