Ahad 13 Oct 2013 20:11 WIB

Koalisi Dianggap Tak Akan Kompak Menuju 2014

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti mengatakan koalisi kabinet tidak akan berjalan kompak menuju pemilu 2014. Karena sedari awal koalisi dibentuk, masalah sudah banyak terjadi.

"Jelas tidak akan kompak. Sebab sejak awal memang sudah banyak masalah," kata Ray ketika dihubungi Republika, Ahad (13/10).

Ray menyebut disharmoni yang terjadi antaranggota koalisi. Dalam kasus Bank Century misalnya, dua partai utama penyokong koalisi yakni Golkar dan PKS malah menjadi motor penyelidikan Bank Century. Sementara PKB dan PAN sering tidak sejalan dengan pikiran Demokrat dalam beberapa penyusunan UU Politik.

Terakhir, saling serang antara SBY dan PKS mengenai sosok Bunda Putri. "Kini Golkar versus SBY soal dinasti politik," ujar Ray. 

Kegaduhan politik antarpartai koalisi ada yang diciptakan oleh tokoh partai mau pun SBY sendiri. Ray mengatakan kegaduhan ini mencerminkan ketidakharmonisan di antara partai politik ketika merumuskan target dan tujuan politik koalisi.

"Mereka tidak dipertemukan oleh ide yang sama tentang bagaimana mengelola Indonesia, tetapi kepentingan yang sama," katanya.

Ray menengarai, pertarungan kepentingan antarpartai politik bakal semakin menguat menjelang pemilu 2014. Namun pertarungan kepentingan tidak akan membuat partai koalisi pecah kongsi dari kabinet.

Karena partai politik hanya mengedepankan kepentingan pragmatis, seperti menguasai modal pemilu. "Makanya, sekali pun terlihat mereka tidak kompak, tapi tak ada yang berani untuk bubar," katanya.

Partai politik berharap dengan mempertahankan posisi di kabinet mereka bisa mencari tambahan dana untuk modal kampanye. Pada saat yang sama, kata Ray, SBY tidak berani bersikap tegas kepada lawan koalisi karena tertawan oleh berbagai kasus yang disangkutpautkan kepadanya.

"Begini terus sampai pemilu. Bahkan mungkin akan lebih keras dan tegas," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement