REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memprioritaskan pengadaan 4.000 bus yang akan digunakan sebagai transportasi massal untuk mengatasi kemacetan di Ibukota.
"Tahun depan kami prioritaskan pengadaan 4.000 bus yang terdiri atas 3.000 bus sedang dan 1.000 bus Transjakarta untuk," ujar Joko Widodo di Balai Kota, Jakarta, Jumat (11/10).
Selain pengadaan bus, lanjutnya, pihaknya juga memprioritaskan pembangunan rumah susun sebanyak 200 blok. Rumah susun tersebut ada dua tipe, yaitu pertama rumah susun sewa, dan kedua adalah rumah susun komersial.
"Tapi untuk rumah susun tersebut belum ada persetujuan DPRD, ini kita terus ajukan," kata dia. Menjelang setahun masa jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi mengaku belum puas karena masih banyak permasalahan Ibukota yang belum tuntas.
"Problemnya di sini bergunung-gunung dikasih persentase, ya dilihat saja progressnya sendiri, masyarakat yang menilai, kalau disurvei dilihat saja tingkat kepuasan dari masyarakat seperti apa, nanti juga akan kelihatan," ujar dia.
Ia tak memungkiri ada beberapa permasalahan yang menjadi kendala dalam menjalankan programnya. Ia menyebut mobil murah juga salah satu kendala tapi itu kendala yang sedikit.
"Yang penting MRT-nya sudah dimulai, mengapa kita harus mengeluh gara-gara mobil murah. Yang penting carikan jalan keluarnya. Ketika ditanya program apa saja yang sudah tercapai," ujarnya. Jokowi menilai rogram yang sudah tercapai yaitu Kartu Jakarta Sehat, Kartu Jakarta Pintar, dan Pajak Online.
Sementara untuk pembenahan pelayanan birokrasi ia mengaku belum tercapai. "Masih dalam proses," ujar dia. Ia mengaku tidak ada yang istimewa selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta karena jabatan yang diembannya seperti layaknya orang bekerja.
"Biasa aja, namanya orang kerja ya kayak begini, pagi, siang dan malam. Kalau dibandingkan semasa menjadi Wali kota Solo yasama saja, masalah ukuran (kota) saja itu," kata dia.