REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) DIY tahun ini mengajukan program berkaitan yang dibiayai dengan danais (Dana Istimewa) dengan anggaran Rp 550 juta.
"Karena waktu pelaksanaan tinggal dua bulan (November dan Desember), program kegiatannya adalah pengembangan batik terutama dengan pewarna alam," kata Kepala Disperindagkop dan UKM DIY Riyadi Ida Bagus Subali pada wartawan di Kepatihan, kemarin.
Program kegiatannya antara lain berupa pelatihan, pengembangan desain. "Kalau danais akhir Oktober dana sudah turun, kegiatan langsung jalan," ujarnya.
Rencananya akan dilakukan pelatihan kepada kelompok UMKM batik (Usaha Mikro Kecil Menengah) sedikitnya ada di tiga lokasi di antaranya: dari Kraton, Tamansari dan Giriloyo. Setiap lokasi ada 25 orang.
Program yang digarap Disperindagkop dan UKM DIY dengan menggunakan danais yang berkaitan dengan produk budaya seperti batik, wayang kulit, gamelan, keris, dan makanan tradisional.
"Jadi kami juga menyiapkan juga yang berkaitan dengan peralatannya, misalnya canting untuk membatik bila diproduksi di DIY juga akan kami bantu pengembangannya," kata dia.
Lebih lanjut dia mengatakan pasti untuk pengembangan kerajinan yang berkaitan dengan budaya, selalu butuh alat. "Kalau alat belum ada, akan dicarikan alat khusus. Karena itu disperindag ada lomba desain alat tepat guna," tuturnya.
Dikatakan Riyadi, program kegiatan yang dilaksanakan Disperindagkop dan UKM terkait dengan danais sebagian ada proporsal yang diajukan masyarakat.
"Tentu saja mereka yang mengajukan proporsal dicek di lapangan, apakah sesuai dengan tugas pokok Disperindagkop dan UKM tidak," ujarnya.