Jumat 11 Oct 2013 14:27 WIB

Sungai Ini Terintrusi Air Laut

Sungai Martapura, di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Foto: kabarbanjarmasin.com
Sungai Martapura, di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Sungai Martapura yang selama ini menjadi tumpuan sumber air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), sudah terintrusi atau tercampur air laut.

Masuknya air laut ke Sungai Martapura maka intake PDAM Bandarmasih di Sungai Bilu sudah tak bisa beroperasio maksimal, kata Direktur Utama PDAM Bandarmasih, Ir Muslih kepada wartawan di Banjarmasin, Jumat (11/10). Menurut dia, diketahui tingginya kadar garam di Sungai Martapura setelah dilakukan tes laboratorium oleh petugas PDAM setempat pada Kamis malam.

Hasil tes diketahui kandungan garam di bilangan intake Sungai Bilu tercatat 450 miligram per liter, jauh lebih tinggi tingkat ideal yang bisa diolah menjadi air bersih 250 miligram per liter, katanya.

Tingginya kandungan garam di Sungai Martapura tersebut setelah debet air sungai turun drastis akibat sebulan belakangan tak pernah turun hujan. Selain itu membuktikan bahwa kawasan resapan air Pegunungan Meratus yang merupakan hulu Sungai Martapura kondisinya sudah rusak akibat berbagai aktivitas manusia,akhirnya tekanan air ke hilir berkurang hingga air laut mudah masuk ke sungai.

Menurut muslih akibat terhentinya intake Sungai Bilu yang berkapasitas 500 liter per detik maka 10 persen air baku PDAM setempat berkurang, dan itu berdampak terhadap produktivitas.

Walau tidak ada aliran air ledeng yang macet ke 147 ribu pelanggan namun tekanannya pasti tidak sederas biasanya, katanya. Kepada masyarakat ia mengimbau untuk tidak memanfaatkan air sungai Martapura untuk kebutuhan memasak dan minum, karena bila hal itu digunakan maka akan berdampak terhadap kesehatan, khususnya penyakit diare.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement