Kamis 10 Oct 2013 23:03 WIB

Dari 9 Tahun Memerintah, Baru Kali Ini SBY Respons Persidangan

Rep: Esthi Maharani/ Red: A.Syalaby Ichsan
 Tersangka korupsi dan pencucian uang Luthfi Hasan Ishaaq menjalani sidang pembacaan eksepsi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (1/7).      (Republika/Adhi Wicaksono)
Tersangka korupsi dan pencucian uang Luthfi Hasan Ishaaq menjalani sidang pembacaan eksepsi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (1/7). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuat sejarah baru dalam masa pemerintahannya. Untuk pertama kalinya selama 9 tahun memerintah, ia memberikan pernyataan tentang proses persidangan yang menyeret namanya.

“Saya katakan, tidak lazim saya komentari seperti ini. Alhamdulillah 9 tahun saya memimpin negeri ini, saya hemat untuk komentari komentar-komentar seperti itu. tetapi kali ini lain,” katanya saat memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, tak lama setelah mendarat dan kembali dari Brunei Darussalam, Kamis (10/10) malam.

Dalam persidangan di pengadilan Tipikor untuk kasus kuota impor daging sapi, kesaksian Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) menyebut sosok bunda putri adalah sosok yang sangat dekat dengan Presiden SBY. Saking dekatnya, bunda putri sampai tahu kebijakan presiden untuk reshuffle kabinet.

Presiden SBY pun menganggap perlu segera memberikan klarifikasi terkait hal tersebut. Sebab, dikhawatirkan, jika berlarut akan dianggap sebagai kebenaran. “Kalau saya tidak hentikan malam ini, dalam arti saya berikan penjelasan yang benar, bisa saja rakyat kita bingung, jangan-jangan berita itu benar,"katanya.

Ia pun menegaskan, keterangan LHI bahwa bunda putri dekat dengannya adalah kebohongan. Apalagi bunda putri disebut tahu tentang kebijakan reshuffle, hal tersebut pun disebutnya sebagai kebohongan.

“Bunda putri orang yang sangat dekat dengan presiden? 1000 persen Lutfhi bohong. Dia sangat tahu dengan kebijakan reshuffle? 2000 persen bohong,” katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement