Kamis 10 Oct 2013 20:19 WIB

Indonesia Bebas Anjal di 2014

Rep: Maspril Aries/ Red: Dewi Mardiani
Anak jalanan (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Anak jalanan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Menteri Sosial Salim Segaf Aljufri menargetkan Indonesia akan bebas dari anak jalanan (Anjal) pada 2014 mendatang. Saat ini jumlah anak jalanan sudah mencapai angka 230 ribu orang yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Jumlah ini sudah sangat memprihatinkan. Indonesia sebagai negara agamis membiarkan anak-anak berkeliaran di jalanan. Saya mengharapkan tahun 2014 mendatang, Indonesia sudah bebas dari anak jalanan,” kata Menteri Sosial Salim Assegaf Aljufri usai menjadi komandan upacara Apel Tagana ASEAN+3 di halaman lapangan tembak komplek Jakabaring Sport City, Kamis (10/10).

Menurut Salim, untuk menangani masalah anak jalan pemerintah akan antisipasi dengan pola-pola pendekatan terutama mengoptimalkan pemerintah kabupaten dan kota sebagai garda terdepan dalam mengantisapasi anak jalanan agar tidak berkeliaran. “Kita sebagai bangsa yang besar ini, sangat kelewatan jika membiarkan anak-anak berkeliaran di jalanan sampai jam 11-12 malam," katanya.

Dijelaskannya, salah satu pola pendekatan dalam menghilangkan anjal, tidak harus dengan menghalaunya dengan cara-cara kekerasan seperti mengerahkan Satpol PP. Melainkan dengan peranan daerah melalui otonomi daerah diharapkan mampu untuk mengantisapasi masalah ini.

Demi mencapai target Indonesia bebas anjal 2014, Mensos akan memberikan apresiasi terhadap pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota, yang mampu menangani masalah anjal ini agar tidak ada lagi di jalanan. Dia mengakui, faktor kemiskinan menjadi pemicu sehingga anak-anak berkeliaran di jalanan.

“Orang tuanya diberdayakan selesai. Sebab hampir 80 persen anjal ini muncul karena faktor kemiskinan. Kalau orang tuanya diberdayakan maksimal menjadi pekerja sosial, saya yakin tidak ada lagi anjal,” tambahnya.

Kementerian Sosial, menurutnya, tidak akan mampu untuk menangani dan melakukan pembinaan terhadap ratusan ribu anak jalanan tersebut karena keterbatasan sumber daya manusia. “Kita akan  memberikan contoh penanganan anjal seperti kota Jakarta, anjal ini ditampung dalam rumah singgah. Untuk di daerah kita harapkan mereka menjadi pekerja sosial,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement