REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyiapkan anggaran Rp 150 miliar untuk pembangunan 2.000 sumur resapan. Saat ini, progres pembangunan 2000 sumur resapan tersebut sudah mencapai 30 persen.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, sumur resapan tersebut dibangun di tempat-tempat yang sering terjadi genangan air. Seperti di Jalan Proklamasi, Daan Mogot, Tomang, Rasuna Said, dan Gunung Sahari. Satu sumur resapan, lanjut Jokowi, memerlukan waktu satu pekan pengerjaan.
Menurut alumnus Universitas Gadjah Mada tersebut, selain berfungsi untuk mengurangi banjir, sumur resapan itu juga bisa membuat kualitas air tanah menjadi lebih baik. Sebab, sumur tersebut, kata dia, memiliki kedalaman 60 hingga 200 meter hingga menembus lapisan tanah.
"Tahun depan jumlahnya akan ditingkatkan. Mungkin setahun bisa 4.000 sumur resapan," kata dia saat memaparkan persiapan pemerintah menghadapi banjir di Balai Kota, Rabu (9/10).
Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta, Andi Baso mengatakan, teori sumur resapan sebenarnya hanya untuk konservasi air tanah. Namun demikian, kata dia, karena saluran air di Jakarta tidak mampu lagi menampung curahan air ketika hujan, maka fungsi sumur resapan tersebut ditingkatkan untuk menyerap air di permukaan tanah.
"Target kita akhir tahun ini selesai. Tapi kalau memang belum juga, bisa ditambah 50 hari lagi," katanya dalam kesempatan yang sama.
Menurut Andi, tahun lalu, Pemprov hanya membangun sekitar lima sumur resapan saja. Sebab, kata dia, sumur resapan tersebut hanya difungsikan sebagai konservasi air tanah saja.
"Baru tahun ini fungsinya ditingkatkan untuk mengurangi banjir," katanya.