Rabu 02 Oct 2013 16:05 WIB

Masyarakat Bisa Tanam Saham di Monorel Bandung Raya

Rep: Lingga Permesti/ Red: Karta Raharja Ucu
  Ruang kemudi monorel buatan PT Melu Bangun Wiweka di Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Selasa (29/1).  (Republika/Adhi Wicaksono)
Ruang kemudi monorel buatan PT Melu Bangun Wiweka di Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Selasa (29/1). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) membuka selebar-lebarnya kesempatan masyarakat untuk memiliki saham di BUMD yang ditunjuk Pemprov Jabar untuk menjalankan proyek monorel Bandung Raya.

Sebelumnya Pemprov Jabar dan BUMN milik Pemerintah Cina CMC menandatangani kerja sama untuk membangun proyek monorel Bandung Raya. Direktur Utama Panghegar Group, Cecep Rukmana mengatakan, proyek fase pertama sepanjang 28 kilometer dan setinggi delapan meter dari atas permukaan tanah akan mengintegrasikan transportasi daerah satelit atau penyangga, sehingga dapat menjelma sebagai kota metropolitan. "Sehingga terjadi desentralisasi yang dapat meminimalkan kemacetan," ujarnya menjelaskan.

Monorel akan terintegerasi dengan beberapa kabupaten yang berada di sekitar Kota Bandung seperti Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kabupaten Sumedang. Proyek monorel ini, ungkapnya, akan dibagi menjadi lima fase. Fase pertama, yaitu rute Gedebage - Tanjung Sari. Fase kedua,  rute Gedebage- Soreang. Kemudian keempat dan kelima yakni Gedebage-Kabupaten Bandung Barat dan Gedebage Majalaya.

Aher mengungkapkan, untuk fase pertama dapat diselesaikan pada 2016. Sementara diperkirakan proyek akan selesai hingga fase kelima yakni pada 2025. Proyek monorel Bandung Raya ini, jelasnya, merupakan proyek yang disetujui dari puluhan proyek yang diajukan ke pusat. Pada 2-5 Oktober di Bali akan ada APEC yang membahas masalah ekonomi termasuk kerja sama antara China dan Indonesia.

Cecep menjelaskan, akan banyak perusahaan yang terlibat, termasuk masyarakat yang ingin bergabung. Proyek ini, kata dia, di fase awal diperkirakan akan menghabiskan dana sekitar 578 juta dolar Amerika atau setara dengan Rp 5 triliun. Adapun secara total keseluruhan, akan menghabiskan dana sekitar Rp 15-18 triliun.

"Untuk fase pertama di Gedebage-Tanjung Sari karena berdasarkan pengamatan ingin membuktikan kita bisa membangun. Pasalnya, sudah ada media jalan di Soekarno Hatta yang bisa dibangun. Seperti yang kita tahu juga, Jatinangor dan Tanjung Sari adalah kawasan langganan macet," tutup Cecep.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement