REPUBLIKA.CO.ID, PASAR MINGGU -- Tanggal 2 Oktober merupakan Hari Batik Nasional yang sudah diperingati sejak empat tahun yang lalu.
Hari Batik Nasional Diresmikan oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada tahun 2009 sebagai ‘Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi’ milik Indonesia.
Diamati di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan (2/10) siang hari, tidak begitu banyak masyarakat yang mengenakan pakaian batik.
Mirisnya seorang pedagang batik yang sekaligus pemilik batik di Pasar Minggu, Jakarta, bahkan tidak mengetahui jika hari ini adalah hari batik nasional. "Saya enggak tau mbak hari ini hari batik nasional", ungkap Abdullah (42).
Ditanyai perihal omset yang didapat, Abdullah menggungkapkan, tidak ada pemasukan yang meningkat. "Ya sama aja sih mbak engga begitu banyak juga, kecuali kalau hari Kopri itu pasti lumayan yang beli. Atau mungkin beda kalau di Tanah Abang karena kan di sana pusatnya", ujar Pria yang sudah memiliki toko sekitar 20 tahun lamanya.
Berbeda dengan seorang mahasiswi bernama Indri (19), Ia sudah tau jika hari ini adalah hari batik nasional. Maka dari itu Ia mengenakan batik saat hendak pergi ke kampusnya.
Indri mengatakan sebagai anak muda juga sebagai generasi bangsa harus menjadi garda terdepan dalam melestarikan budaya bangsa Indonesia. "Saya sih berharap batik Indonesia kedepannya semoga kualitas batiknya semakin bagus dan semakin mendunia", ujar Mahasiswi jurusan Ilmu Politik tersebut.
Ia juga berharap semoga masyarakat Indonesia juga semakin menghargai dan bangga dengan batik yang merupakan budaya negara sendiri. "Pakai batiknya jangan cuma setahun sekali. Toh zaman sekarang udah banyak kok batik-batik yang trendi dan gaul", ungkapnya