Kamis 26 Sep 2013 18:51 WIB

BRT Terintegrasi dengan Monorel

Rep: Lingga Permesti/ Red: Djibril Muhammad
Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan Jajaki Monorel di Cina
Foto: Rachmat Santosa Basarah/ republika
Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan Jajaki Monorel di Cina

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) akan membangun Buss Rapid Transit (BRT) yang nantinya terintegrasi dengan pembangunan monorel.

Pemerintah pusat akan mengucurkan dana dari APBN senilai Rp 382 miliar. BRT merupakan sistem bus yang serupa dengan TransJakarta.

Kepala Dinas Perhubungan Jabar Dedi Taufik mengatakan, pihaknya akan mengkaji mengenai rute BRT karena harus melihat pengintegrasian dengan proyek monorel. Jika dari barat ke timur berarti menghubungkan Padalarang-Jatinangor, sementara jika utara ke selatan maka rutenya Ledeng-Soreang.

"Jadi terintegrasi dengan proyek monorel," ujarnya kepada Republika, Kamis (26/9).

Menurut dia, integrasi dengan monorel perlu dilakukan. Sebab, integrasi ini akan mempermudah konektivitas antar daerah. Untuk itu, rancangan fider-fider ditempatkan di lima area kabupaten dan kota Bandung.

"Transportasi massal tentu menjadi solusi dalam mengantisipasi kemacetan di jalan raya. Namun tentu masyarakat harus mengubah perilaku agar memilih transportasi publik," katanya.

Menurut dia, BRT bukanlah proyek yang mudah untuk diterapkan karena membutuhkan pembenahan di berbagai sektor. Dedi mengatakan, pembenahan pembangunan BRT tersebut secara matang harus mempersiapkan penyediaan lajur khusus bus, halte, rambu lalu lintas dan fasilitas lainnya.

"BRT juga sebagai pembenahan dari Trans Metro Bandung yang kurang dapat menyelesaikan permasalahan kemacetan," katanya.

Dedi mengatakan, BRT di awal akan menghubungkan lima kabupaten kota yakni Kabupaten Bandung Barat, Cimahi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan Sumedang. Nantinya, BRT tak hanya dibangun di Bandung Raya, tapi juga kawasan penyangga lainnya seperti Bogor, Depok dan Bekasi.

"BRT harus dikembangkan ke wilayah lain karena Kota Bandung sudah mempunyai TMB. Kalau ingin menyelesaikan masalah transportasi, kita harus berbicara mengenai metropolitan, bukan Kota Bandung saja. Namun untuk tahun 2014 baru Bandung saja," katanya menjelaskan.

Dedi mengaku telah diundang rapat pemerintah pusat untuk membicarakan kelanjutan proyek ini. "Pendanaan BRT di 2014 berasal dari pemerintah pusat. Bandung dan DKI Jakarta jadi kota yang mendapat proyek ini," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement