REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Geolog Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Dr Ir Robert Hutagalung, menyatakan kawasan Way ela, desa Negeri Lima, pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah tekstur tanahnya tergolong rawan ancaman terjadi longsor, menyusul musibah serupa pada 25 Juli 2013.
"Saya sejak awal longsornya Gunung Ulakhatu pada 13 Juli 2013 telah memberi peringatan soal bakal terjadinya jebol natural dam Way Ela karenanya harus diantisipasi," katanya, ketika dikonfirmasi, Rabu (25/9).
Pertimbangannya sejarah terbentuk pulau Ambon karena terjadinya letusan gunung api sehingga tekstur tanahnya tergolong rawan longsor. Apalagi, masih masih ada material sisa longsoran Gunung Ulakhatu pada 13 Juli 2012 yang membentuk natural dam Way Ela dalam kapasitas besar. "Bila gempa bumi atau hujan dengan intensitas maupun durasi tinggi, kemungkinan terjadi longsor kembali relatif besar," ujar Robert.
Karena itu, dia menyarankan Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku untuk menggusur sisa longsoran Gunung Ulakhatu karena rawan terjadi longsor yang bisa terjadi sewaktu-waktu. "Langkah itu harus ditempuh sambil menunggu hasil studi atau kelayakan, baik dari JICA maupun tim ahli dalam maupun luar negeri untuk membangun kembali natural dam Way Ela."
Kepala BWS Maluku, Mohammad Marasabessy mengakui sejunmlah tim ahli, baik dalam maupun luar negeri sedang mengkaji kelayakan pembangunan natural dam Way Ela. "Tim masih melakukan kajian secara intensif untuk nantinya merekomendasikan kelayakan natural dam Way Ela dari berbagai aspek," ujarnya.
Natural dam Way Ela berdasakan catatan Kementerian PU merupakan yang terbesar dari semua waduk yang terbentuk secara alamiah di Indonesia. Karena itu, sebelum jebol Kementerian PU bekerjasama dengan JICA memprogramkan natural dam Way Ela menjadi potensi air baku, objek wisata, budidaya perikanan daeat dan pembangkit listrik tenaga air.
"Jadi kajian tim, baik dari JICA, badan geologi maupun lembaga ilmiah lainnya sedang dilaksanakan dengan harapan dalam waktu dekat telah merekomendasikan kelayakannya agar Kementerian PU mengalokasikan anggaran untuk pembangunan kembali natural dam Way Ela," ujar Mohammad.
Bencana Way Ela mengakibatkan tiga blok permukiman terhanyut air yakni Ulisihu, Elatua, dan Henalelu terdata rumah yang rusak total maupun hanyut sebanyak 525 unit, SD sebanyak tiga unit, dua mushalla serta masing-masing satu tower Telkomsel, sarana air bersih SMA, taman pengajian, TK dan kantor KUD. Sedangkan dua blok lainnya yang aman, yakni Henalalu dan Nau. Jebolnya dam itu mengakibatkan beberapa warga tewas.