Selasa 24 Sep 2013 19:10 WIB

Survei: Persaingan Antarcapres Kerucutkan Jokowi dengan Hatta

Hatta Rajasa bersama Anak Yatim
Foto: Humas Menko Perekonomian
Hatta Rajasa bersama Anak Yatim

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA — Hasil survei PoliticaWave.com, yang membagi persepsi publik berdasarkan popularitas dan sisi positif calon presiden menghasilkan catatan menarik. Dua sisi penilaian itu relatif mengerucutkan persaingan capres kepada figur Jokowi dan Hatta Rajasa.

Direktur Eksekutif Politicawave.com, Yose Rizal, mengatakan, pihaknya telah melakukan pengamatan terhadap berbagai media sosial seperti twitter, facebook, dan seluruh media online, baik nasional maupun lokal.

Hasilnya, Joko Widodo (Jokowi) tercatat sebagai calon presiden yang paling sering dibicarakan oleh semuamedia sosial, diikuti Dahlan Iskan, Megawati dan Hatta  Rajasa.

"Sepanjang waktu, di berbagai media itu selalu Jokowi yang dibicarakan,” kata Yose, di Jakarta, Selasa (24/9). “Dia merupakan media darling yang merajai media online," tambahnya. Setelah itu, Dahlan dan Hatta mengikuti.

 

"Indonesia itu negara terbesar pengguna Twitter nomor lima, makanya media sosial tidak bisa diabaikan pengaruhnya," kata Yose. Berdasarkan jumlah berita online, terang Yose, paling banyak berita Jokowi sekitar 15 ribu, diikuti oleh Dahlan Iskan sekitar  13 ribu, dan lalu diikuti oleh Hatta Rajasa.

Dari sosial media, kata Yose, pihaknya merekam  hampir empat juta percakapan. Sebanyak  50 persen percakapan itu membicarakan Jokowi, diikuti membicarakan Dahlan Iskan, Hatta Rajasa, terakhir Gita Wirjawan.

Yang menarik, PoliticaWave pun tak hanya mencatat popularitas, melainkan pula penilaian positif  publik terhadap para calon. Dari sisi popularitas, peringkatnya adalah Jokowi, Dahlan Iskan, Megawati dan Hatta Rajasa.

Sementara dari sisi penilaian positif publik, peringkat itu adalah Jokowi, Jusuf Kalla, mahfud MD, dan Hatta Rajasa. Dari kedua sisi tersebut, Jokowi dan Hatta menempati keduanya, yakni tokoh paling popular serta tokoh yang dinilai positif oleh publik. Sementara, meski Dahlan menempati posisi kedua sebagai tokoh terpopuler, ia relatif tidak dianggap cukup positif oleh publik.

Di lain pihak, Jusuf kalla dan Mahfud MD yang dinilai positif oleh publik, tidak cukup popular sebagai calon presiden. Tampaknya karena keduanya dianggap belum mempunyai kendaraan politik yang bisa dipakai untuk mengakomodasi mereka.

Sementara, pada sisi kendaraan politik, tentu saja Jokowi dan Megawati tidak mungkin memperebutkan partai yang bisa menjadi kendaraan mereka, PDIP.  Dengan demikian bisa dikatakan, persaingan sebenarnya mengerucut kepada dua tokoh, yakni Jokowi dan Hatta Rajasa.

Yang juga menarik adalah catatan PoliticaWave yang mencatat penurunan trend awareness Jokowi dalam beberapa hari terakhir. Berdasarkan catatan, total buzz untuk Jokowi menurun dari 8180 pada 23 September, menjadi 5352 pada 24 September. Sementara Hatta justru menunjukkan trend yang naik menjadi 4471 buzz dan Dahlan 2740 buzz.

Indonesia Indicator

Direktur Indonesia Indicator (I2),  Rustika Herlambang mengungkapkan, menurut clustering issue terjadap 337 media online versi Indonesia Indicator sepanjang enam bulan terakhir pemberitaan mengenai Hatta Rajasa berkisar tentang kinerja Hatta sebagai menteri.

"Perbincangan tentang isu pencapresan hanya 7 persen. Sementara itu Dahlan Iskan dalam berisi mengenai kinerja kementerian, dengan 31 persen di antaranya berisi tentang berita Capres dan Konvensi PD. Tapi dalam 3 bulan terakhir, 41 persen pemberitaan Dahlan Iskan berkisar masalah Konvensi dan pencapresan. Sementara Hatta 15 persen," ujar Rustika.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement