REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menambah sekitar 400 bus Transjakarta pada November mendatang. Penambahan armada bertujuan agar jarak antarbus menjadi berdekatan sehingga perjalanan bus tidak terhambat oleh kendaraan lain.
"Nanti kalau akhir tahun ini yaitu November atau Desember akan datang sekitar 400-an bus. Dengan bertambahnya jumlah bus itu, maka siapa yang mau masuk kalau jarak antar busnya mepet, kalau belum mepet seperti ini tidak akan steril jalur bus Transjakartanya," ujar Joko Widodo di Balai Kota Jakarta, Senin.
Menurut dia, meskipun hukuman maupun sanksi terus diberlakukan kepada pengendara yang masuk jalur bus Transjakarta, itu tidak akan bisa menyelesaikan masalahnya.
"Hukuman dan sanksi terus yang namanya masih kosong tetap aja ada pengendara yang masuk, udah ketilang berapa ribu itu," kata dia.
Selain itu, lanjutnya, tahun depan pihaknya juga berencana mendatangkan 1.000 bus lainnya. Menurut dia, pihaknya juga terus mengembangkan MRT dan Monorail untuk merealisasikan pembaharuan transportasi massal di Jakarta.
Sebelumnya, Institute For Transportation and Development Policy (ITDP) mengatakan penumpang transjakarta berkurang hingga 3 persen dari sebanyak 114.783.842 orang pada 2011 menjadi 111.251.868 orang pada 2012.
Direktur ITDP Yoga Adiwinarto mengatakan, tidak sterilnya jalur bus Transjakarta menyebabkan jarak kedatangan antarbus di halte menjadi lama karena perjalanan bus terhambat oleh kendaraan lain. Ketika bus sampai di halte, penumpang telah menumpuk dan desak-desakan pun tak dapat dihindari.
Selain itu, terlambatnya bus tiba di halte juga menyebabkan penumpang terlambat ke tempat tujuan. Faktor inilah yang membuat penumpang transjakarta menjadi tak nyaman karena tujuan melayani penumpang secara cepat dan nyaman menjadi berantakan.