Ahad 22 Sep 2013 21:15 WIB

Gara Gara Alih Fungsi Lahan, Popularitas Teh Jabar Menurun

Rep: Lingga Permesti / Red: M Irwan Ariefyanto
Perkebunan Teh/Ilustrasi
Foto: Republika
Perkebunan Teh/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG- Produksi teh di Indonesia khususnya Jabar sebagai sentra perkebunan teh semakin merosot. Peringkat Indonesia sebagai negara penghasil teh turun dari posisi ke empat turun menjadi posisi ke tujuh. Posisi Indonesia ini kalah jauh dari China, Brazil dan Srilangka. Semakin menurunnya pamor teh di Indonesia juga ditengarai karena berkurangnya lahan perkebunan teh di Jabar.

Berdasarkan data BPS tahun 1992, lahan perkebunan teh di Jabar seluas 120 hektar. Di tahun 2012, luas lahan menyusut menjadi 94.850 hektar. Luas ini hanya sekitar 2,56 persen dari luas keseluruhan  Jabar. Menurut Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, alih fungsi lahan tidak akan berdampak buruk sepanjang masih digunakan untuk komoditas perkebunan lain yang secara ekonomi lebih menguntungkan.  "Yang menjadi persoalan ketika alih fungsi lahannya menjadi bangunan,"kata dia Ahad (22/9).

Heryawan melanjutkan, Jabar harus kembali merebut kejayaan teh puluhan tahun lalu. Kemunduran ini diharapkan sedikit demi sedikit terkikis dengan beragam upaya yang dilakukan. Misalnya pengembangan revitalisasi usaha perkebunan teh rakyat. Ia juga mengajak masyarakat khususnya yang berada di Jabar semakin meningkatkan konsumsi teh. "Kita sempat berada di posisi ketiga dunia, sekarang merosot di posisi tujuh. Untuk itu, kita harus kembali jadi yang terbaik,"kata dia.

Ketua Umum Dewan Teh Indonesia Rahmat Badruddin menengarai turunnya produksi ini karena Indonesia lebih banyak mensuplai teh daripada konsumsi. Selain itu, dalam kurun waktu delapan tahun ini, ledakan konsumsi dan produksi terjadi secara massif dari China dan India. Tradisi di kedua negara tersebut akan konsumsi teh sangat tinggi. "Inilah yang belum dipunyai Indonesia. Minum teh hanya jadi sekadar basa-basi bahkan dianggap minuman murah,"kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement