REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) khawatir akan hilang dari percaturan politik Indonesia setelah pemilu 2014. "Kalau dukungan ke PPP di 2014 semakin kendor, maka pertaruhan bagi PPP bisa jadi 2014 adalah lubang kuburnya PPP," ujar Ketua Umum PPP, Suryadharma Ali, Sabtu (21/9).
Ia menambahkan, PPP merupakan satu-satunya partai yang berasaskan Islam yang masih ada di parlemen. Namun, pemilih Islam malah kendor mendukung partai berlambang Kabah tersebut. Hal itub yang menjadi ironi umat Islam saat ini.
Umat Islam besar jumlahnya tapi tidak bersatu sehingga kurang berguna. "Karenanya mari bersatu dan kembali ke PPP. Bagi petugas, tolong jaga TPS agar suara PPP tetap aman tanpa dicurangi," katanya.
Suryadharma mengingatkan, jika PPP hilang dari parlemen, maka secara tidak langsung umat Islam juga tak akan memiliki suara secara politik.
Ia mengklaim, PPP telah memperjuangkan berbagai suara ketidakadilan umat Islam. Misalnya, bagaimana PPP memperjuangkan nilai keislaman yang berlindung atas nama kebebasan beragama. "Kasus Ahmadiyah, PPP di parlemen berkomitmen kuat kalau Ahmadiyah menyimpang dari Islam," terangnya.
Namun, ada suara-suara di parlemen yang ingin memperjuangkan kebebasan keyakinan Ahmadiyah. Jika ini tidak dikawal dengan baik oleh PPP, ujarnya, maka nilai keyakinan Islam akan tercemar. Ini yang ia khawatirkan ketika PPP hilang dari kancah politik di Indonesia.
Ia mengakui, PPP memang masih perlu pembenahan internal dan eksternal. Namun bukan berarti umat Islam harus meninggalkan PPP. "Kalau kader PPP kurang Islami, itu karena kyainya masih berada di luar PPP. Karena itu, mari pak kyai dan masyarakat, kita ajak kyai bersama kembali ke PPP," ujarnya.
Ia bahkan sampai harus keluar-masuk pesantren untuk mengajak kyai kembali ke PPP. Karenanya, tidak ada alasan bagi para kyai untuk tidak kembali ke PPP.