Jumat 20 Sep 2013 17:55 WIB

Pengamat: Megawati Tokoh Sentral di Indonesia

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri
Foto: ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Kian kinclongnya elektabilitas PDI Perjuangan dalam berbagai survei dalam enam bulan terakhir membuat Megawati Soekarnoputri telah menjadi tokoh sentral di Indonesia.

Pengamat politik dari Universitas Indonesia Mulyana W Kusumah memprediksi PDIP akan mampu mencapai atau setidak-tidaknya mendekati persyaratan "presidential threshold" 20 persen kursi DPR atau 25 persen perolehan suara pemilu legislatif 2014.

"PDIP akan menjadipartai sentral yang menentukan. Bisa juga berkoalisi dengan parpol lain untuk mengusung capres dan cawapres," ujar Mulyana.

Direktur Seven Strategic Studies (7SS) tersebut menambahkan, PDIP pada akhirnya akan mengusung Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilihan Presiden 2014, dan disandingkan dengan keturunan Presiden pertama RI Soekarno (Bung Karno).

"Dengan latar belakang identitas yang menyejarah terkait Bung Karno, dapat dipastikan PDIP atau koalisi PDIP akan mengusung salah seorang tokoh PDIP trah Soekarno, sebagai bakal capres atau cawapres," kata Mulyana , Jumat (20/9).

Apabila PDIP atau koalisi PDIP memutuskan mengusung Megawati Soekarnoputri sebagai capres, maka Jokowi yang tren elektabilitasnya terus menanjak akan dipasang sebagai cawapres.

Sementara jika Jokowi diusung sebagai capres, maka sosok yang dipasang sebagai cawapres kemungkinan adalah Muhammad Prananda Prabowo atau Puan Maharani.

Menurut Mulyana, PDIP yang berkembang di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum diyakini tidak akan meninggalkan kaitan historisnya dengan Bung Karno.

"Hal ini akan menjadi faktor utama penentuan bakal capres dan atau cawapres yang diusung PDIP atau Koalisi PDIP," ucapnya.

Mulyana mengatakan jika Jokowi ditetapkan sebagai capres PDIP atau koalisi PDIP, sangat tipis kemungkinan tokoh nasional lain di luar trah Bung Karno, apalagi yang bukan dari internal PDIP, untuk menjadi cawapres sebagaimana yang banyak dispekulasikan akhir-akhir ini.

"PDIP tak akan sebesar sekarang tanpa peranan Bu Mega dan almarhum Taufiq Kiemas, pasangan putri dan menantu Bung Karno. Sekarang Puan menjadi Ketua Fraksi PDIP, sedangkan Prananda dikenal luas sebagai konseptor PDIP dan penjaga kesinambungan ideologis Bung Karno," tuturnya.

Mulyana mengatakan trah Soekarno adalah pemersatu di PDIP, sebagaimana trah Gandhi menjadi pemersatu dalam tubuh Partai Kongres di India

"Ini fakta sejarah yang tak bisa dielakkan," papar Mulyana.

Tokoh Penting

Sebelumnya, Board of Advisor CSIS, Jeffrie Geovanie, mengungkapkan,  Ketua Umum DPP PDIP Perjuangan Megawati telah menjadi tokoh politik yang sangat penting di Indonesia, mulai saat ini hingga Pemilu 2014.

''Suka tidak suka, hampir semua elite politik di negeri ini sangat berharap dapat menjalin komunikasi yang intensif dan hangat dengan Megawati,'' ujar

Bukan tanpa alasan Megawati menjadi tokoh yang sangat penting di Indonesia. ''Sederhana saja, karena semua orang menyadari kader PDIP, Jokowi tampaknya akan melenggang mudah terpilih jadi Presiden RI 2014. Dan semua pun tahu betapa loyalnya Jokowi pada Megawati," tutur Jeffrie.

Apalagi, kata dia, sebagai ketua umum PDIP, Megawati telah mendapatkan mandat untuk menentukan siapa yang akan menjadi capres dan cawapres buat PDIP. Fakta inilah, tutur Jeffrie, yang membuat Megawati menjadi tokoh utama dalam perpolitikan Indonesia dan juga menentukan masa depan Indonesia.

"Bukan hanya elite politik yang sekarang ini berusaha mendekati Megawati, bahkan kalangan dunia usaha pun sedang berusaha merapat pada Megawati,'' papar Jeffrie.

Persoalannya, imbuh dia,  baik buat elite politik maupun dunia usaha, Megawati bukanlah figur yang mudah didekati apalagi bagi yang telah meninggalkan kesan buruk bagi Megawati.

"Walaupun kita tahu Megawati bukanlah figur yang pendendam. Namun yang pasti Megawati adalah figur yang keras hatinya. Barangkali bukan hanya SBY yang merasakan itu tapi banyak figur lain,'' cetusnya.

Jeffrie menyarankan saat yang tepat bagi Megawati untuk mengumumkan siapa capres PDIP adalah akhir Januari atau awal Februari 2014. "Untuk cawapres tidak apa-apa diumumkan oleh Megawati setelah pemilu legislatif, awal Mei 2014 sangat ideal, dan tidak harus memilih cawapres dari partai lain.''

Ia memprediksi PDIP berpotensi memenangkan pemilu lebih dari 40 persen pada Pemilu Legislatif 2014 yang akan datang. ''Tidak percaya, tunggu saja, tidak lama lagi,'' katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement