Jumat 20 Sep 2013 17:14 WIB

Perajin Tahu Utan Kayu Keluhkan Harga Kedelai Mahal

Rep: Rr. Laeny Sulistyawati / Red: Djibril Muhammad
 Pekerja mengerjakan pembuatan tahu berbahan kedelai impor di Duren Tiga, Jakarta, Kamis (22/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Pekerja mengerjakan pembuatan tahu berbahan kedelai impor di Duren Tiga, Jakarta, Kamis (22/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para perajin tahu di pabrik tahu Utan Kayu Utara, Jakarta Timur mengeluhkan harga kacang kedelai yang mahal dan berharap pemerintah ikut campur tangan dalam menangani persoalan kedelai.

Seorang perajin Yan Sutarya mengatakan, saat ini ada ada 300-an perajin dari 20 pabrik tahu di daerah Utan Kayu Utara. Namun, pihaknya menghadapi masalah harga kedelai terus melonjak pasca-Idul Fitri 2013 lalu.

"Sebelum Idul Fitri, harga kedelai sekitar Rp 7.200 per kilogram (kg). Namun harganya terus naik dan saat ini harganya Rp 8.900- Rp 9.000 per kg," katanya saat kunjungan kerja Menteri Perdagangan (Mendag) Indonesia Gita Wirjawan di pabrik tahu di Utan Kayu Utara, Jumat (20/9).

Kenaikan itu membuat pihaknya terpaksa menaikkan harga tahu. Namun demikian, kata Sutarya, para perajin harus menghadapi masalah ketika memasarkan produknya karena konsumen mengeluhkan harga tahu yang mengalami mahal dan ukuran tahu yang mengecil.tidak hanya itu, penurunan omzet juga dialami oleh pihaknya. "Omzet kami berkurang sampai 30 persen," ujarnya.

Sebab tingginya harga kedelai dan demo mogok produksi tahu yang dilakukan para perajin tahu dan tempe pada Senin (9/9) hingga Rabu (11/9) kemarin, dia melanjutkan, banyak perajin tahu dengan usaha skala kecil yang terpaksa tutup.

Untuk itu, pihaknya berharap harga kedelai bisa turun. "Kami berharap harga kedelai stabil," tuturnya.

Sementara itu pada kesempatan yang sama, salah satu perajin tahu di Utan Kayu Utara, Jaja berharap supaya peran Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) dihidupkan kembali. "Kami harap Bulog berfungsi kembali agar importir lain punya patokan," tuturnya.

Sementara itu Ketua umum pabrik tahu di Utan Kayu Utara Benny Asim mengatakan, kenaikan harga kedela sangat memberatkan pihaknya. "Kenaikan harga kedelai sangat berat sekali sehingga banyak yang bangkrut," ucapnya.

Pihaknya akhirnya terpaksa melakukan mogok produksi. "Untuk itu mohon melalui Bulog atau pemerintah dapat campur tangan menangani persoalan kedelai," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement