Kamis 19 Sep 2013 18:37 WIB

Kemarau Tak Hambat Pengadaan Bulog

Rep: Lilis Handayani/ Red: Djibril Muhammad
Kemarau berkepanjangan melanda Dusun Sukamaju, Desa Cikampek, Timur, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Foto: Dok. BWA
Kemarau berkepanjangan melanda Dusun Sukamaju, Desa Cikampek, Timur, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Puncak musim kemarau dan berakhirnya masa panen gadu membuat harga gabah di tingkat petani melonjak. Namun, hal itu tidak membuat pengadaan Bulog Sub Divre Indramayu dan Cirebon terganggu.

 

"Stok yang kami miliki bisa mencukupi kebutuhan hingga 22 bulan ke depan," ujar Kepala Sub Divre Bulog Indramayu, M Atar Rizal, kepada Republika, Kamis (19/9).

 

Atar menjelaskan, pengadaan Bulog Indramayu rata-rata mencapai 100–120 ton per hari. Pasokan tersebut dipenuhi dari Unit Pengolahan Gabah dan Beras (UPGB) maupun mitra-mitra kerja.

 

Atar menyebutkan, secara keseluruhan, target total pengadaan Bulog pada tahun ini mencapai 100 ribu ton. Sedangkan pengadaan yang telah terpenuhi saat ini baru 74 ribu ton. "Tapi kami optimis bisa memenuhi target tersebut," kata Atar menegaskan.

 

Atar mengakui, saat ini harga gabah di tingkat petani memang sangat tinggi. Namun, mitra-mitra kerja masih memiliki stok untuk memasok kebutuhan beras ke gudang-gudang Bulog.

 

Berdasarkan informasi dari sejumlah sentra padi di Kabupaten Indramayu, harga gabah kering panen (GKP) saat ini rata-rata mencapai Rp 4.800 per kg. Sedangkan harga gabah kering giling (GKG) kini harganya sekitar Rp 5.000 per kg.

 

Padahal, berdasarkan Inpres No 3 Tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/ Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, HPP GKP di tingkat petani hanya Rp 3.300 per kg dan GKP di tingkat penggilingan Rp 3.350 per kg.

Sedangkan GKG hanya mencapai Rp 4.150 per kg di tingkat penggilingan, dan Rp 4.200 per kg di gudang Bulog.

 

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bulog Sub Divre Cirebon, Basirun, mengatakan, pengadaan Bulog Sub Divre Cirebon pun tak terganggu musim kemarau.

Dari target pengadaan tahun ini yang mencapai 125 ribu ton, pengadaan yang dilakukan Bulog Sub Divre Cirebon telah mencapai 120 ribu ton. "Untuk sisanya, kami optimis bsia memenuhi pada Oktober mendatang," ujar Basirun.

 

Basirun menerangkan, pengadaan Bulog Sub divre Cirebon rata-rata mencapai 400 ton per hari. Pengadaan tersebut diperoleh dari mitra-mitra kerja yang ada di Kota/ Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan.

 

Basirun menambahkan, meski masa panen gadu di berbagai daerah telah berakhir, namun dia yakin pengadaan masih akan terus berlanjut. Sebab, para mitra kerja Bulog masih memiliki stok untuk memasok ke gudang-gudang Bulog.

 

Lebih lanjut Basirun mengatakan, stok yang tersedia di gudang Bulog Sub Divre Cirebon saat ini masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hingga 14 bulan ke depan.

Bahkan, pihaknya pun siap untuk melakukan pengiriman beras ke daerah lain dengan jumlah antara 30 sampai 40 ribu ton beras.

 

Basirun menambahkan, stok di sejumlah penggilingan beras pun masih cukup banyak untuk memasok kebutuhan beras ke sejumlah pasar tradisional. Karenanya, masyarakat diminta tidak perlu khawatir mengalami kekurangan beras di musim paceklik seperti sekarang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement