Kamis 19 Sep 2013 14:46 WIB

Rusunawa Welut Siap Dibangun

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Djibril Muhammad
Proyek rumah susun sederhana sewa/rusunawa (ilustrasi)
Proyek rumah susun sederhana sewa/rusunawa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Pembangunan rumah susun sewa (rusunawa) untuk buruh di Sumur Welut, Karang Pilang, Surabaya dilakukan pada akhir November mendatang. Sinyal postif baru terdengar setelah hampir dua tahun rencana pendiriannya tak kunjung terealisasi.

Kepala Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur, Gentur Prihantono mengatakan, saat ini Kementerian Perumahan Rakyat RI tengah melakukan lelang.

Bila awal November tender tersebut dimenangkan, maka di akhir bulan pembangunan bisa langsung dimulai."Lahan seluas 2,9 hektare pun sudah tersedia," kata Gentur saat dikonfirmasi, Kamis (19/9).

Dia menambahkan, dari lahan itu, pihaknya kini tengah mengupayakan pengerjaan jalan sebagai akses menuju bangunan lima lantai tersebut. Alokasi dana yang disediakan untuk keperluan jalan mencapai Rp 3 miliyar.

Nantinya, rusun itu berdiri dengan enam blok bangunan. Perkiraanya  setiap blok akan menyerap anggaran sebesar Rp 15 miliar. Sedangkan waktu pengerjaanya sekitar 6 – 10 bulan sehingga, proyek tersebut selesai di 2014.

"Untuk pembangunan rusunnya menggunakan anggaran APBN," ujarnya.

Sekda Provinsi Jatim, Rasiyo menambahkan, pihaknya hanya penyedia lahan, sedangkan pembangunan dilakukan Kementerian Perumahan Rakyat RI.

Selain di Surabaya, pendirian rusun serupa juga akan berlangsung di sejumlah daerah, Gresik, Pasuruan, Mojokerto dan Bojonegoro.

Dia menambahkan, tenaga kerja di Jatim mencapai 2,6 juta orang. Angka tersebut diserap oleh 34.300 perusahaan yang berada di beberapa lokasi industri.

Pembangunan rusunawa itu, ke depan akan memberikan fasilitas hunian pada pekerja agar bisa lebih menghemat biaya.

"Sebagian besar buruh yang bekerja di Surabaya berasal dari Gresik, Sidoarjo, dan Mojokerto," kata Rasiyo.

Kepala Bidang Perumahan, Sutji Prayitno menambahkan, bila sebelumnya para buruh diperkirakan pulang – pergi setiap hari, dan memakan ongkos besar. Dengan adanya rusun itu, mereka bisa menginap dan mengurangi biaya operasional.

Hanya syaratnya, dia mengatakan, buruh tidak boleh tinggal di rusun itu dengan keluarga. Karena, bila satu kamar disewa oleh satu keluarga, maka akan memakan biaya tinggi.

Belum lagi, keluarganya belum tentu dapat menghasilkan dan membantu keuangan mereka. "Satu kamar diisi oleh beberapa pekerja sehingga mereka bisa patungan," katanya.

Pemerintah Provinsi Jatim memang mendapatkan jatah bantuan proyek pendirian rumah susun sebanyak 10 unit. Selain tempat tinggal buruh, bangunan itu juga difungsikan sebagai hunian masyarakat untuk menekan angka rumah kumuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement