REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku lebih memilih untuk memperbaiki alat transportasi massal daripada mengikuti rencana kebijakan pemerintah terkait dengan mobil murah LCGC (low cost green car).
"Akan lebih baik jika memperbaiki transportasi massal karena lebih nyaman, akses stabilitasnya tinggi, lebih murah sehingga rakyat mendapatkan kenyamanan daripada mobil murah," katanya di Semarang, Kamis.
Hal tersebut disampaikan Ganjar menghadiri seminar nasional dengan tema "Sistem Resi Gudang Sebagai sarana Distribusi Yang Efisien, peningkatan Pendapatan Petani Dan Ketahanan Pangan" di Hotel Gumaya Semarang.
Menurut Ganjar, mobil murah tidak perlu masuk ke Indonesia karena hanya akan memperparah kemacetan lalu lintas yang sudah terjadi saat ini.
"Kalau mobil murah buatan dalam negeri oke, tapi kalau mobilnya cuma impor ya lagi-lagi kita tidak berdaulat dan kita dijajah lagi dengan mobil murah itu nanti," ujar politisi PDI Perjuangan itu.
Ganjar mengaku tidak akan menyurati Wakil Presiden Boediono terkait dengan penolakannya tentang rencana mobil murah.
"Tidak usah, nanti kita lihat saja. Saya berharap nanti kalau kebijakan iru mau dilaksanakan ya kita akan merespons, tapi kalau tidak yang kita tidak perlu gegabah," katanya.
Melalui media, katanya, kita sampaikan bahwa jangan pernah dijadikan pasar secara terus menerus seperti yang terjadi saat ini dan kita belum berhasil selesaikan infrastruktur transportasi.
"Mobil murah itu akan menambah macet, apalagi di Semarang. Saya tidak rekomen itu," ujar Ganjar.
sumber : Antara