Selasa 17 Sep 2013 22:41 WIB

Pengungsi Gunung Sinabung Butuh Bantuan Masker

  Seorang wanita dan putrinya meninggalkan rumah mereka saat Gunung Sinabung meletus di Karo, Sumatera Utara, Selasa, 17/9).  (AP/Binsar Bakkara)
Seorang wanita dan putrinya meninggalkan rumah mereka saat Gunung Sinabung meletus di Karo, Sumatera Utara, Selasa, 17/9). (AP/Binsar Bakkara)

REPUBLIKA.CO.ID, KABANJAHE--Pengungsi letusan Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera utara, yang berada di lokasi penampungan, memerlukan bantuan masker pengaman penutup mulut untuk mencegah debu vulkanik.

"Para pengungsi tersebut, banyak yang kelihatan tidak memakai masker dan hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan warga," kata Koordinator Humas Posko Penanggulangan Bencana Gunung Sinabung, Jhonson Tarigan di Kabanjahe, Selasa (17/8).

Penggunaan masker pengaman yang terbuat dari kain, menurut dia, penting sekali bagi pengungsi, masyarakat, pelajar, petugas Posko Pengamananl, karena debu letusan Gunung Sinabung masih terus terjadi.

"Masker tersebut digunakan untuk menghindari batuk, iritasi mata, gatal-gatal dan penyakit berbahaya lainnya," ujar Jhonson. Apalagi, jelasnya, letusan Gunung Sinabung yang terjadi pada Selasa, (17/9) sekitar pukul 12.13 WIB melontarkan debu vulkanik bercampur asap tebal mencapai setinggi lima kilometer.

"Debu vulkanik bercampur belerang itu, bila terhirup bagi masyarakat bisa tiba-tiba saja badan menjadi lemas, mata pedih, sakit kepala, mengganggu jarak pandang bagi pengendara mobil dan sepeda motor," kata Kabid Humas Dinas Kominfo Kabupaten Karo.

Sebelumnya, letusan pertama yang terjadi di Gunung Sinabung, Minggu (16/9) sekitar pukul 02.51 WIB, dan tidak ada korban jiwa dan luka-luka pada peristiwa tersebut. Namun ribuan warga terpaksa mengungsi ke sejumlah penampungan di Kabanjahe, Ibukota Kabupaten Karo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement