Selasa 17 Sep 2013 18:33 WIB

Brasil Siap Pasok Kedelai untuk Indonesia

Bayu Krisnamurthi
Foto: Republika/Ade Ismail
Bayu Krisnamurthi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) menungkapkan Brasil telah menyatakan kesiapannya untuk kedelai  ke Indonesia.  Selama ini, bahan baku pembuatan tahu dan tempe tersebut diimpor dari Amerika Serikat (AS).

"Brasil menawarkan kedelai untuk kita, tapi tentunya ini kembali pada pengrajin tahu tempe mau menggunakan kedelai dari Brasil," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/9).

Wamendag mengatakan, kurangnya produksi dalam negeri yang membuat impor kedelai dari Amerika belum bisa dihentikan.

Menurut Wamendag, kedelai dari Brasil dapat menjadi alternatif dalam memenuhi kekurangan pasokan kedelai bagi para pengrajin tahu dan tempe. "Saya sudah bertemu dengan beberapa pelaku usaha dari Brasil yang mengatakan siap untuk memasok kedelai ke Indonesia," kata Bayu.

Dikatakannya, untuk bisa memenuhi kebutuhan kedelai di pasaran membutuhkan waktu apalagi pasokan dari Brazil memerlukan waktu 60 hingga 70 hari dari Brasil menuju ke Indonesia. "Intinya kalau bisa menambah pasokan saat ini, sehingga kedelai tersedia bagi pengrajin, maka ini dapat meredakan situasi yang terjadi saat ini."

Terkait waktu pengiriman kedelai akan sampai di Indonesia, Wamendag mengatakan tergantung dari pada pembeli yang akan membeli kedelai tersebut, termasuk komperasi pengrajin tahu dan tempe yang memiliki izin untuk membeli kedelai impor.

Bayu menekankan bahwa kenaikan harga kedelai dipengaruhi oleh nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar yang cukup tinggi. Sementara harga kedelai di pasar dunia cukup rendah. "Tapi kemungkinan akan ada kecenderungan kenaikan harga kedelai di pasaran karena pengaruh situasi panen di Amerika yang kurang baik. Faktor utama adalah kurs yang lemah."

Wamendag menambahkan yang harus diselesaikan dalam situasi saat ini adalah menjaga pasokan kedelai agar tetap ada, impor kedelai dari Brazil dapat menjadi alternatif dalam memenuhi ketersediaan kedelai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement