Senin 16 Sep 2013 19:24 WIB

Bima Arya: Waspadai Tuyul Politik di Pilkada Kota Bogor

Bima Arya menggelar jumpa pers menyoroti ditundanya hasil pleno KPU Kota Bogor
Foto: USBD
Bima Arya menggelar jumpa pers menyoroti ditundanya hasil pleno KPU Kota Bogor

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR - Calon Wali Kota Bogor nomor urut 2 Bima Arya bereaksi keras atas indikasi praktik kecurangan dalam proses rekapitulasi hasil penghitungan suara Pilkada Kota Bogor.

Dia meminta semua pihak mewaspadai upaya pihak-pihak tertentu yang ingin memanipulasi suara di proses penghitungan manual. "Jangan sampai tuyul-tuyul politik bebas bergentayangan di proses rekapitulasi. Jangan sampai mereka berhasil mengakses kotak suara. Jangan sampai kita menyerah atas tekanan mereka dan mengkhianati harapan masyarakat Bogor yang ingin perubahan," ujar Bima yang khusus menggelar jumpa pers di Sekretariat Paguyuban Bogor, Senin (16/9) sore.

Dia mengaku pihaknya yakin adanya tekanan psikis dari "tuyul-tuyul" yang menyalahgunakan kekuasaan untuk menyulap hasil penghitungan suara. Para relawan timnya pun terus mengawal ketat proses rekapitulasi suara di setiap jenjang dengan membawa data pembanding dari para saksi.

Bima juga menyatakan, hingga Senin sore belum mendapat penjelasan pasti alasan penundaan rapat pleno penghitungan suara di tingkat kelurahan pada Ahad (15/9). Tipisnya selisih suara berdasarkan hasil quick count, kata dia, tidak kuat menjadi alasan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bogor menunda pleno dengan dalih jajaran PPS perlu lebih siap.

Berdasarkan hasil quick count yang dirilis lembaga Charta Politika, pasangan Bima Arya-Usmar Hariman yang diusung PAN, Demokrat, PKB, Gerindra, dan PBB memenangkan Pilkada Kota Bogor dengan 35,0% suara. Saingan utama mereka, duet incumbent nomor urut 3 yaitu Achmad Ru'yat-Aim Halim Permana yang diusung PKS, PPP, dan Hanura hanya mendapat 33,1% suara. Di posisi ketiga, pasangan nomor urut 4 Dody Rosadi-Untung Maryono dari PDIP, Golkar, dan PKPI yang mengoleksi 15,8% suara. Dua pasangan independen, yakni Syaiful Anwar-Muztahidin meraih 10,0% suara dan Firman Halim-Gartono 6,1%. Margin of error quick count Charta Politika 1%. Pencoblosan digelar pada Sabtu (14/9) lalu.

Dalam jumpa pers tadi, Bima juga mengkritisi quick count versi kubu Ru'yat-Aim yang sudah diumumkan sekitar pukul 15.00 WIB pada hari pencoblosan. Saat itu, kubu Ru'yat mengklaim menang dengan selisih suara 3% atas Bima. Namun malamnya mereka meralat hasil quick count tersebut dan menyatakan bahwa selisihnya hanya 90 suara. "Ini tentu ada yang tidak tepat. Charta Politika sendiri resmi mengumumkan hasil quick count malam dengan selisih suara masih dalam margin of error," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement