REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDI Perjuangan merasa tak khawatir dengan wacana poros yang akan kembali digagas Amien Rais. Dikatakan, kekuatan penentu politik saat ini tidak lagi berada di tangan partai, melainkan rakyat.
"Zaman Pak Amien (pengangkatan capres) diwakili parpol. Ini kan diwakili langsung rakyat," kata Sekjen DPP PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (16/9).
Tjahjo melihat, Amien tengah melakukan manuver politik dengan kembali mewacanakan poros tengah. Menurutnya wacana semacam itu tidak akan berpengaruh banyak tanpa dibarengi kinerja ke masyarakat. "Kalau Pak Amien masih bermimpi dengan agenda itu silakan. Itu bagian dari manuver politik masing-masing orang," ujarnya.
Ia pun menyarankan agar Amien sebaiknya berhenti mengeluarkan pernyataan yang bertendensi menyudutkan partai atau tokoh lain. Alih-alih, Amien diminta membuktikan ke masyarakat bahwa capres yang ia dukung memang layak dipilih. "Kalau Pak Amien punya jago silakan terjun ke masyarakat. Sekarang masyarakat tidak butuh pernyataan politik yang berlebihan. Masyarakat butuh bukti dan kerja keras riil," katanya.
Tjahjo percaya koalisi poros tengah tidak akan bisa terealisasi. Buktinya, saat ini koalisi dalam sekretariat gabungan sudah mulai goyang. Dia menyarankan partai politik yang tergabung di kabinet fokus bekerja menyelesaikan persoalan rakyat. "Saya yakin tahun depan sudah jalan sendiri-sendiri," ujarnya.
Sebelumnya mantan ketua MPR, Amien Rais mengatakan akan kembali mengagas poros tengah versi II. Amien menjanjikan akan mengumumkan konsep tersebut dalam waktu dekat. "Tiga bulan lagi saya umumkan," katanya di Kantor DPP PAN, Jakarta, Rabu (27/2).
Poros Tengah merupakan istilah yang digagas Amien untuk menyebut gabungan partai menengah dalam Sidang Umum MPR 1999 yang dibentuk untuk menjegal pencapresan Megawati Sukarnoputri. Buah Poros Tengah adalah naiknya Abdurrahman Wahid sebagai presiden.