REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aprilia Hartami (24 tahun), sangat bersyukur bisa sampai di rumah dengan selamat pada Kamis malam (12/9).
Bukan apa-apa, sampai di rumah tanpa apapun yang kurang, setelah nyaris jadi korban penodongan di Kopaja 502 yang ditumpanginya saat perjalanan pulang, menjadi berkah yang amat luarbiasa baginya.
Kamis sore, sekitar pukul 18.00 WIB, April baru saja selesai belanja di Menteng Huis, Jakarta Pusat. Selesai belanja, dia yang akan pulang ke arah Johar Baru, menyetop Kopaja 502 arah Kampung Melayu. Dia naik dan duduk di baris ketiga dari depan, urutan kedua dari sebelah kiri. Dia duduk, kondektur meminta bayaran. April memberinya pas uang Rp 3 ribu.
Pada jam-jam seperti itu, kopaja penuh sesak. Beberapa penumpang yang naik di depan Stasiun Cikini terpaksa harus berdiri karena tidak kebagian tempat duduk. April merasakan keanehan saat kopaja yang ditumpanginya berubah jalur.
"Pas depan Metropolis, kopaja tidak belok kiri ke Jalan Kimia, tapi malah lurus ke arah Jalan Pegangsaan yang sepi," ujarnya.
Penumpang lain mulai bingung dan menggerutu, sebab banyak dari mereka yang ingin turun di RSCM dan Santa Carolus. Namun karena kopaja merubah jalur, akhirnya beberapa penumpang minta diturunkan. Kopaja berhenti, penumpang turun. Kopaja berjalan lagi. April bimbang namun tetap duduk di dalam kopaja.
Kemudian, seorang lelaki yang duduk dari kursi belakang berjalan ke depan. Laki-laki itu berumur sekitar 30-45 tahun dan mengenakan kaos loreng zebra hitam putih. Lelaki itu kemudian menodong wanita yang duduk di depan sebelah kiri, posisi wanita itu terpojok.
Penodong mengancam wanita itu dengan senjata, seperti pisau. Wanita yang terpojok itu berteriak. Laki-laki penodong itu menyuruh wanita itu untuk diam, dengan kasar. Penodong juga mengancam penumpang yang duduk dekat wanita itu.
April ambil langkah seribu untuk keluar dari Kopaja secepat mungkin. Penumpang lain berteriak, kopaja memelankan kecepatannya hingga berhenti. Saat kopaja berhenti, penumpang lalu berserakan keluar untuk menyelamatkan diri dari pintu belakang, berdesak-desakan. Penumpang yang di depan berusaha keluar dari pintu depan.
"Turun! Turun!" ujar penumpang.
April dan penumpang yang berhasil keluar dari Kopaja berlari secepat mungkin dari sana. Penumpang lain bertebaran, April lari bersama dua wanita dan satu laki-laki. Penumpang akhirnya banyak yang berjalan kaki hingga depan RSCM.
Ini bukan pertama kalinya April menaiki Kopaja 502 yang keluar trayek. Dia merasa shock dan trauma atas kejadian penodongan tadi.
April berharap kejadian ini jadi pelajaran dan penumpang untuk lebih waspada.