Selasa 10 Sep 2013 19:47 WIB

Warga Protes ‘Peledakan’ di Kawasan Gunung Padang

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sirus megalitikum di Gunung Padang, Cianjur
Sirus megalitikum di Gunung Padang, Cianjur

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kegiatan penelitian di situs megalitikum Gunung Padang, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur mendapat penentangan dari warga.

Pasalnya, upaya penelitian menggunakan bahan peledak berupa petasan yang mengancam keberadaan situs. Juru pelihara Gunung Padang, Nanang (40 tahun) mengatakan, peneliti tersebut berjumlah sebanyak tujuh orang.

Informasi yang diperolehnya, mereka berasal dari ITB. "Sepengetahuan saya, mereka hanya menggunakan bahan peledak dari petasan,’’ ujar Nanang, kepada Republika, ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (10/9).

Aktivitas peledakan dilakukan pada Kamis (5/9) lalu.Keterangan dari para peneliti menyebutkan ledakan ini nantinya berfungsi untuk menghantarkan getaran atau gelombang ke laptop peneliti.

Menurut Nanang, getaran tersebut untuk menunjukkan ada tidaknya ruangan di bawah bangunan Gunung Padang yang ada sekarang. Para peneliti juga membuat patok di setiap lima meter yang dihubungkan dengan tali dan kabel.

Namun sayangnya, kata Nanang, kegiatan tersebut hanya mengajukan perizinan secara formal pada tingkatan rukun tetangga (RT). Padahal, kegiatan tersebut harus terlebih dahulu dimusyawarahkan kepada masyarakat luas.

Dampaknya, sehari setelah peledakan banyak warga yang melakukan protes terhadap aktivitas peledakan tersebut. Bahkan, sempat terjadi cekcok atau perdebatan antara peneliti dan warga setempat.

Nanang mengatakan, ada warga yang menyalahkannya karena mengizinkan kegiatan tersebut. Padahal, ia tidak mempunyai kewenangan untuk proses perijinan.

Saat ini kata Nanang, proses penelitian maupun peledakan dihentikan karena protes warga. Hal ini untuk menjamin stabilitas keamananan di kawasan Gunung Padang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement