REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Keberadaan pasar hewan Ambarawa kian dikeluhkan masyarakat pengguna jalan Bawen-Magelang. Hal ini disebabkan pasar hewan ini sudah tak cukup lagi untuk menampung para pedagang dan pengunjung.
Akibatnya, kondisi pasar ini kian semrawut terutama saat hari pasaran tiba. “Kalau hari pasaran Pon, aktivitas pasar dapat mengganggu lalulintas,” ungkap Cahyono (48), pengemudi truk pasir asal Pudakpayung, Semarang, Senin (9/9).
Pada puncak aktivitas pasar hewan ini, jelasnya, arus lalulintas di ruas Bawen-Magelang akan kena imbasnya. Hal ini disebabkan pasar ini tak lagi menjadi aktivitas para pedagang hewan saja.
Pasar ini juga dipadati oleh aktivitas non pedagang hewan seperti pedagang pakaian, buku, makanan, sepatu, jamu dan lainnya. Mereka bercampur diantara blok-blok yang dikhususkan untuk pedagang hewan.
Sementara pedagang unggas yang tidak mendapatkan tempat justru memadati bahu jalan utama Bawen- Magelang. Melubernya pedagang unggas karena lahan yang mereka tempati dipenuhi pedagang non hewan.
“Sehingga arus lalulintas di depan pasar hewan ini jamak tersendat saat puncak aktivitas pasar. Sepertinya pasar ini harus segera mendapatkan perhatian pihak-pihak terkait agar tak mengganggu lalulintas,” lanjutnya.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Semarang, Agus Purwoko Djati, membenarkan keadaan tersebut. Agus mengatakan keadaan itu karena pedagangnya melebihi kapasitas.
Sebenarnya, lanjut Agus, sudah dibangun tempat khusus untuk pedagang unggas. Namun, tidak ada yang mau menempati dengan alasan tidak ada tangga khusus untuk memudahkan akses membawa unggas-unggasnya.
''Usulan-usulan ini nanti akan kita rangkum dan kita tinjau kembali masterplan pasar hewan modern yang sudah direncanakan itu,'' katanya. “Rencananya tahun 2014 akan diajukan anggarannya untuk penataan.”
Rencananya pasar tersebut akan dibuat pasar Hewan modern dengan penataan sesuai masing-masing komoditas hewan. Dalam masterplan juga dirancang ada ‘hotel’ untuk menginap ternak yang berasal dari luar kota.