REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sampah masih menjadi persoalan serius yang dihadapi ibu kota. Dengan jumlah penduduk 10 juta jiwa, sampah yang dihasilkan warga Jakarta mencapai 6500 ton per hari.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan, dari jumlah tersebut, 2.000 ton di antaranya berasal dari sungai. Hal itu dikarenakan masih banyaknya warga yang memiliki perilaku membuang sampah sembarangan.
"Di Jakarta sehari ada 6.000 ton, atau 1200 truk sampah. Kalau (sampah) dijejer, enggak tahu sampai mana. Yang dua ribu ton di kali, di selokan, dan di sungai. Ini kesalahan kita," ujarnya saat melakukan kampanye kebersihan bersama Slank di Sarinah, Thamrin, Ahad (8/9).
Menurut Jokowi, dari pantauanya ke sejumlah sungai yang ada di Jakarta, seperti Ciliwung, Krukut, dan Pesanggarahan, semuanya dipenuhi oleh sampah. Karenanya, ujar pria lulusan UGM tersebut, pemerintah terus melakukan patroli sungai bekerjasama antara Satpol PP, TNI dan masyarakat untuk bersama-sama membersihkan sampah.
"Paling penting (sampah) di darat dibagi, dan sampah di air di awasi," ujar dia lagi.
Menurut ayah tiga anak tersebut, masalah sampah adalah masalah perilaku masyarakat. Sebab, kata dia, seringkali pemerintah menyediakan tempat sampah namun tidak digunakan maksimal.
"Saya mengingatkan tempat sampah itu digunakan, kalau tidak ya percuma," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Unu Nurdin mengatakan, dalam hal penanganan sampah, pihaknya masih mengalami kendala akibat keterbatasan jumlah tempat pembuangan sementara (TPS).
Menurut Unu, DKI Jakarta yang terdiri dari 2.706 RW hanya memiliki 191 unit TPS. Padahal idealnya, tiap RW memiliki satu TPS.
"Harusnya ada penambahan. Target kita satu kelurahan ada 3-4 TPS," kata dia.