Ahad 08 Sep 2013 12:48 WIB

Kemarau, Suhu Panas Landa Pantura

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Hazliansyah
Cuaca panas (ilustrasi)
Foto: greatdaymoving.com
Cuaca panas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  MAJALENGKA -- Memasuki musim kemarau suhu udara di wilayah Cirebon, terutama Kabupaten Indramayu dan Kota/Kabupaten Cirebon, tinggi. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka meminta petani dan masyarakat mewaspadai kondisi tersebut.

 

"Saat ini sedang terjadi musim kemarau yang panas," ujar Forecaster Cuaca pada BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Iziyn, kepada Republika, akhir pekan kemarin.

 

Faa Iziyn menjelaskan, suhu udara di wilayah Cirebon saat ini mencapai sekitar 34-35 derajat celcius. Dia mengakui, dengan suhu udara setinggi itu, masyarakat merasakan udara yang menyengat. Selain akibat musim kemarau, kondisi tersebut juga dipengaruhi posisi matahari yang tepat berada di atas ekuator (Indonesia).

 

Faa Iziyn menjelaskan, sebenarnya musim kemarau di wilayah Cirebon sudah terjadi sejak Juni 2013. Namun akibat adanya anomali suhu muka laut, maka musim kemarau diwarnai hujan dengan intensitas yang cukup tinggi.

 

"Pertengahan Agustus baru mulai tidak ada hujan," kata Faa Iziyn.

 

Faa Iziyn mengungkapkan, musim kemarau yang panas diprediksi akan berlangsung sepanjang September hingga pertengahan Oktober. Selanjutnya, pertengahan Oktober mulai memasuki musim pancaroba, atau peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan.

 

"Menghadapi musim kemarau yang panas ini, para petani harus mewaspadai ancaman kekeringan," tegas Faa Iziyn.

 

Selain kekeringan, hal lain yang harus diwaspadai adalah ancaman dehidrasi pada tubuh maupun banyaknya debu yang beterbangan di udara. Karenanya, masyarakat sebaiknya berhati-hati saat beraktifitas di luar ruangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement