REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pada Ahad (8/9), dilakukan pemilihan umum Bupati dan Wakil Bupati Bogor periode 2013-2018.
Beragam cara dilakukan Panitia Penyelenggara Pemungutan Suara (PPPS) dalam mendorong partisipasi warga untuk menyampaikan hak pilihnya.
Seperti yang dilakukan Ketua TPS 48 Desa Bojong Gede, Kecamatan Bojong Gede Amin S. Di TPS ini disediakan door prize untuk memancing ketertarikan warga menyampaikan hak pilihnya.
Pemberian door prize disambut antusias salah satu pemilih, Maemunah. Dirinya memperoleh door prize berupa sendal. "Kebetulan waktu itu sendalnya hilang. Ini sebagai gantinya," ujar Maemunah berseloroh.
Meskipun begitu, adanya door prize tidak serta merta membuat TPS ramai didatangi warga yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT).
Berdasarkan pantauan Republika, jumlah pemilih yang ada di ruang tunggu tak lebih dari 10 dari sekitar 500 DPT. Salah seorang pemilih lainnya, Gunawan, mencoba mengutarakan analisisnya.
Menurut Gunawan, minimnya antusias warga tak lepas dari apatisme terhadap perubahan di pucuk kepemimpinan Kabupaten Bogor. Terlebih, pergantian bupati lima tahun silam tidak memberi dampak yang signifikan terhadap kehidupan warga.
Gunawan memberi contoh dengan masih ditemukannya jalan rusak di sejumlah titik di Bojong Gede. "Kerusakan juga terlihat di depan kantor Kecamatan Bojong Gede. Walau sudah diperbaiki, rasanya tak bertahan lama," ujarnya.
Sebagai gambaran, pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bogor periode 2013-2018 diikuti empat pasang calon bupati dan wakil bupati.
Keempat pasang itu adalah Gunawan Hasan-Muhamad Akri (perseorangan), Alex Sandi Ridwan-Hengky Tarnando (perseorangan), Rachmat Yasin-Nurhayanti (PPP, PKS, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Hanura dan beberapa partai laiinya) dan Karyawan Faturachman dan Adrian (PDI Perjuangan).