REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Business Director Lembaga Big Data Analytic Purengage, Gusrizal Algamar, meminta agar Jokowi mewaspadai sentimen di media sosial saat ini jika ingin nyapres. Indeks percakapan mengenai Jokowi di media sosial, yakni Twitter hanya 1,03.
"Indeks percakapan di Twitter soal Jokowi berada di bawah Gita Wirjawan yang indeksnya mencapai 1,34, dan di bawah Dahlan Iskan yang indeksnya mencapai 1,24. Jokowi harus waspada karena indeksnya di bawah keduanya jika ingin maju nyapres," kata Gusrizal di Jakarta, Jumat (6/9).
Jokowi, ujar Gusrizal, harus memperhatikan sentimen di media sosial meskipun dia memiliki tingkat popularitas dan tingkat disukai yang paling tinggi. Sebab pengguna media sosial itu jumlahnya sangat banyak yakni lebih dari 60 juta jiwa. "Suara pengguna media sosial tidak boleh diabaikan. Makanya Jokowi perlu meningkatkan eksistensinya di media sosial, ini bisa dilakukan melalui tim suksesnya," kata Gusrizal.
Sementara, terang Gusrizal, Jokowi dalam pemberitaan cukup kuat karena ia merupakan media darling. Dalam pemberitaan Jokowi memiliki indeks tertinggi yakni 1,75, disusul Dahlan Iskan dengan indeks 1,18.
Di tempat yang sama Digital Media Analyst Purengage, Satria Senanda, mengatakan data yang digunakan dalam analisis ini, data dari media sosial twitter dan media online terpercaya baik dalam negeri dan luar negeri. Data sendiri diambil antara 1 Juli hingga 31 Agustus,
"Traffic pemberitaan juga diambil dari media online asing di Inggris dan Amerika. Kami memilih media sosial dan media online karena bisa diolah dengan cepat datanya, nanti kami juga ingin mengambil data dari Facebook ke depannya," terang Satria.
Data, kata Satria, diambil dengan sistem keyword dengan menyebutkan nama-nama capres yang ada. Parameternya tingkat popularitas dan tingkat disukai atau tidak disukai. Dari berbagai data tersebut, ujar Satria, bisa dibuat pemetaan dari masing capres. Makanya saat ini media sosial dan media online penting bagi pemetaan politik.