REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Presiden, Boediono mengatakan kunci dari melestarikan budaya ada pada upaya untuk merangkul generasi muda. Hal itu juga berlaku bagi kesenian wayang. Menurutnya, wayang perlu kemasan baru untuk bisa menggaet anak muda.
“Kemaslah sebaik mungkin, barangkali anak-anak kita perlu kemasan baru. Cerita pewayangan tentu bisa saja dikemas lebih baik dan menarik lagi bagi generasi muda,” katanya saat meresmikan pembukaan Wayang Wolrd Puppet Carnival 2013 yang diikuti oleh 46 negara, Senin (2/9).
Menurutnya, budaya itu tidak statis tetapi akan selalu berubah. Namun, ia meyakini ada nilai-nilai substantif dari budaya yang tidak akan hilang. Begitu juga dengan dunia pewayangan.
Meski wayang dikemas secara baru, tetapi ada substansi dari pewayangan yang tidak bisa dihapuskan. Dengan begitu, transmisi budaya wayang serta nilai-nilainya bisa menarik perhatian generasi muda lewat kemasan yang lebih ciamik. Harapannya, generasi muda pun bisa ikut melestarikan dan mencintai dunia pewayangan.
“Kita harus merumuskan dengan tepat substansi apa yang bisa kita transmisikan. Tidak bisa semua tapi substansi dasar yang ingin kita teruskan karena dalam perjalannya budaya bisa berubah tapi tidak dengan substansinya,” katanya. Wapres menilai di zamannya, wayang adalah medium untuk menyampaikan nilai moral yang mendasar.
Ia pun menyakini dengan berubahnya zaman, nilai moral itu tetap sama. Misalnya terkait dengan baik-buruk, sifat ksatria, hingga kejujuran.
Tak hanya dari kemasan, Wapres yang mengaku menyukai wayang sejak kecil pun menilai generasi muda harus diberikan ruang untuk menyumbang kreasinya pada budaya. Ia pun mengaku senang masih ada anak-anak muda yang mau mendalami kesenian di tanah air. Menurutnya, meski ada kreasi baru dari generasi muda, tetapi budaya klasik pun tetap akan ada penikmatnya.
Dengan begitu, Wapres mengharapkan di satu sisi ada pembaruan terhadap budaya tradisi utamanya pewayangan tetapi di sisi lain ia juga mengharapkan wayang klasik pun tetap bertahan karena diyakini memiliki penggemarnya sendiri.
“Kalau kita melihat pengalaman negara maju, seni klasik seperti opera hingga music klasik tetap ada kelompok masyarakat yang mengapresiasi dan memeliharanya terus. Saya yakin budaya klasik tetap akan punya penggemar,” katanya.