REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Konvensi Partai Demokrat merasa percaya diri akan berhasil menyelenggarakan pencarian capres. Karena, hingga saat ini hanya Demokrat yang berani membuka kesempatan tokoh lain di luar partai untuk bertarung menjadi calon presiden.
Sekretaris komite Suaedy Marasabessy bahkan berharap ajang ini menjadi satu tradisi politik di masa yang akan datang. "Strategi capres itu seperti sekarang ini, melalui konvensi," kata dia di Jakarta, Jumat (30/8).
Sempat muncul keraguan terhadap konvensi Demokrat setelah tokoh seperti Jusuf Kalla (JK) dan Mahfud MD batal masuk dalam persaingan. Maftuh menjelaskan, JK sudah terlebih dulu menyatakan ketidaksediannya mengikuti konvensi sebelum menjalani pra-konvensi. Padahal, menurut dia, komite sangat menanti keikutsertaan tokoh berbobot sepertinya. "Tapi JK mantan ketua umum Golkar, rasanya sulit berpindah," ujar dia.
Berbeda dengan Mahfud yang memenuhi undangan pra-konvensi. Namun, menurut Maftuh, mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu menyatakan menolak ikut konvensi setelah beristikharah. Mendengar penjelasan ini, komite pun tidak bisa berbuat banyak.
Dua calon lainnya, mantan wakil gubernur Jawa Tengah Rustriningsih dan Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana juga menyatakan mundur. Meski pun mereka datang memenuhi undangan. "Mereka berdua datang memenuhi undangan untuk memberikan apresiasi," kata dia.
Suaedy menjelaskan, komite memang hanya mengundang 14 nama untuk menjalani sesi wawancara. Dari sejumlah nama tersebut, tiga menyatakan mundur dan sebelas lainnya lolos menjadi peserta. Memang sempat muncul nama politis Demokrat, Isran Noor. Namun, Suaedy mengatakan, belum menandatangani undangan untuk Bupati Kutai Timur itu. "Tidak diundang, tapi dia target," ujar dia.