Jumat 30 Aug 2013 00:25 WIB

Setengah Hektare Hutan Hilang Tiap Satu Detik

Deforestasi Hutan di Papua
Foto: ANTARA FOTO
Deforestasi Hutan di Papua

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar setengah hektare hutan hilang dan rusak di dunia setiap satu detik dan perilaku manusia menjadi faktor utama penyebab terjadinya deforestasi atau pengrusakan dan penghilangan hutan secara global.

"Rata-rata terjadinya deforestasi yaitu 13 juta hektare per tahun sejak 2000-2010 atau sama dengan 0,41 hektare. Di Indonesia sendiri terhitung 1,17 juta hektare hutan hilang per tahun sejak 2000-2006," ujar Perwakilan Nasional Indonesia dari organisasi lingkungan Forest Stewardship Council (FSC) Hartono Prabowo di Jakarta, Kamis (29/8).

Hartono mengatakan deforestasi dan degradasi hutan di seluruh dunia disebabkan oleh beberapa hal, misalnya perubahan iklim, konversi hutan menjadi nonhutan dan yang paling parah adalah praktik pembalakan liar atau illegal logging.

Hartono menambahkan pembalakan liar menjadi faktor utama penghilangan hutan di dunia, karena praktiknya tidak terkontrol dan tidak direncanakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, sehingga memakan porsi sangat besar.

Menurut Hartono, sekitar 30 persen kayu di hutan ditebang secara ilegal di dunia dengan nilai 30 miliar dolar AS hingga 100 miliar dolar AS per tahun.

"Faktor pembalakan hutan oleh manusia menjadi penyebab utama, tapi dengan kondisi saat ini, faktor alam, seperti perubahan iklim juga bisa membuat hutan menurun kualitasnya," ujar Hartono.

Hartono menegaskan peran hutan sangat penting bagi kehidupan manusia, bahkan dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat tergantung pada keberadaan hutan.

"Hutan menyediakan berbagai hal untuk manusia, seperti memproduksi air, makanan, obat-obatan, bahan bakar dan untuk tempat tinggal. Selain itu, hutan juga bermanfaat untuk menyimpan air, regulator iklim, kebudayaan, spiritual dan tempat tinggal berbagai makhluk hidup," ujar Hartono.

Untuk itu, ia mengatakan bahwa dampak deforestasi akan memengaruhi perkembangan ekonomi, sehingga diperlukan pengelolaan yang berkelanjutan terhadap sumber daya alam di hutan tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement