REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Pengembangan dan Penelitian Teknologi (BPPT) mengembangkan pesawat tanpa awak. Ternyata, pesawat ini banyak diminati baik perusahaan swasta dalam negeri hingga instansi luar negeri meminati pesawat surveilance ini.
Menurut Chief Engineer BPPT, Muhammad Dahsyat, pesawat nirawak tersebut dibuat masih untuk memasok kebutuhan di dalam negeri, seperti yang sudah dipesan oleh TNI sebanyak tiga unit untuk keperluan surveilance (pengawasan). Pesawat ini pun belum boleh dijual untuk umum.
Kalau dijual umum, kata dia, maka harus ada perjanjian dan persyaratan dulu, termasuk pelatihannya juga. "Kalau kami pameran teknologi di Kemayoran, ada yang berminat dari luar negeri, tapi saya belum bisa menyebutkan dari mana. Yang jelas, instansi,'' ujar Dahsyat di Pameran Harteknas di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Kamis (29/8).
Selain TNI, kata dia, perusahaan minyak swasta di dalam negeri pun tergiur untuk memesan pesawat ini. Namun, Ia tidak menyebutkan berapa harga dan siapa pemesannya tersebut.
"Oil company banyak yang minta untuk off shore, on shore. Mereka untuk mengamati kilang apakah ada permasalahan atau enggak," katanya.