Kamis 29 Aug 2013 15:03 WIB

Pengrajin Tempe Tunggu Sikap Pemerintah

Rep: Irfan Abdurrahmat/ Red: Djibril Muhammad
Tempe
Tempe

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Harga kedelai di Kota Bekasi terus melonjak. Tak tanggung-tanggung, dari pantauan Republika, Kamis (29/8), harga kedelai saat ini mencapai Rp 9.100 per kilogramnya.

Kenaikan ini memberatkan para pengrajin tempe. Guntoro misalnya, pengrajin tempe di Jalan Dewi Sartika, saat ditemui di salah satu agen penjual kedelai di Jalan Cut Meutia, mengatakan, sangat terasa sekali dampak dari kenaikan ini terhadap penghasilannya sehari-hari.

"Minimal bisa meraup keuntungan hingga Rp 70 ribu per harinya. Saat ini, semenjak harga kedelak naik hanya bisa mengantongi keuntungan sebesar Rp 50 ribu," ungkapnya.

Dia menambahkan, tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi harga kedelai yang setiap harinya selalu naik. Pria berkumis ini menjelaskan, hanya bisa mensiasatinya dengan mengecilkan volume tempe yang dijualnya. Biasanya ukurannya 13 X 30 centimeter. Saat ini dikurangi sekitar satu centimeter.

Dia berharap, pemerintah bisa menstabilkan kembali harga kedelai. Sebab, beberapa peminat tahu tempe kerap protes dengan harga tempe yang mahal namun ukurannya kecil.

Sementara itu, Mastura, pemilik agen kedelai di Jalan Cut Meutia, mengatakan, pemerintah tidak tanggap dengan keadaan harga kedelai yang terus naik. Dia menjelaskan, harga kedelai saat ini Rp 9.100 per kilogramnya atau sekitar Rp 910 ribu per karungnya.

Mastura memaparkan, melonjaknya harga jual kedelai ini berdampak pada menurunnya omzet pengrajin tempe dan agen penjual kedelai.

Pria dengan logat jawanya yang khas ini mengatakan, sebelum adanya kenaikan harga ini, per harinya bisa menjual hingga enam ton kedelai. Namun, setelah harga tinggi seperti saat sekarang ini, hanya bisa menjual tiga ton kedelai dalam satu harinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement