REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan Gubernur Jawa Timur dinilai sarat kepentingan pemilu 2014. Kompetisi politik tidak hanya sekedar pertarungan pasangan calon, tetapi juga kekuatan politik nasional.
Pengamat Jaringan Pendidikan Pemilih Untuk Rakyat (JPPR), Masykurudin Hafidz mengatakan, tokoh yang bertarung dalam pilkada kali ini tidak jauh berbeda sebelumnya. Tetapi, dinamika dan aroma kepentingannya jauh lebih kuat.
"Pertama, dengan kembalinya Khofifah menjadi calon peta politik Jatim berubah signifikan. Ada perkembangan baru di mana para pasangan calon sekarang ini selain atas nama partai politik pengusung ditambah dengan mulai masuk wilayah dukungan ormas," kata Masykurudin, Rabu (28/8).
Dengan jaringan dan kekuatan ormas tersebut, menurut Masykurudin, proses seleksi pemimpin Jatim ke depan berlangsung ketat. Karena aspek memilih ke pasangan calon menjadi bertambah. Mulai dari program hingga aspek dimensi keormasan. Basis kekuatan ormas itu juga menjadi modal besar bagi parpol pengusung kandidat cagub untuk penggalangan kekuatan pemilu 2014.
Selain itu, pilgub Jatim juga menjadi kompetisi tokoh nasional. Banyak tokoh nasional yang turun gunung dan memberikan dukungan kepada pasangan calon menjadikan pilgub Jatim semakin menarik.
"Adanya kepentingan 2014 di mana partai politik juga ingin menaikkan elektabilitas pada pileg nanti masuk ke proses Pilgub Jatim ini. Sehingga gerakan pemenangan pasangan calon juga dalam rangka gerakan pemenangan pileg," ungkapnya.
Dinamika yang sangat tinggi mulai dari tahap pencalonan hingga proses gugatan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Ditambah banyaknya dugaan keberpihakan yang dilakukan penyelenggara kepada pasangan calon. Serta maraknya kampanye hitam yang menyudutkan pasangan calon tertentu.
Rangkaian masalah dalam tahapan pilgub tersebut, dinilai Masykurudin menjadikan pemilih di Jatim semakin sadar. Bagaimana partai politik dan calon itu bekerja. Apakah hanya untuk pemenangan saja atau lebih luas dari itu. Yaitu kepentingan bersama untuk Jawa Timur. Proses pilkada menjadikan masyarakat jatim semakin dewasa untuk menentukan pilihannya. "Apa pun hasilnya besok itu adalah bagian dari proses deliberasi politik," kata Masykurudin.
Pemungutan suara pilgub Jatim ditetapkan Kamis (29/8) besok. Diikuti oleh empat pasangan calon, yakni Soekarwo-Syaifullah Yusuf dengan nomor urut satu. Kemudian nomor urut dua, pasangan Eggi Sudjana-M Sihat. Pasangan ketiga, Bambang Dwi Hartono-Said Abdullah, dan pasangan keempat Khofiffah Indar Parawansa-Herman.