REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Proses penyaluran beras untuk rakyat miskin (raskin) di Kabupaten Sukabumi akan dipercepat. Hal ini untuk mencegah potensi terjadinya rawan pangan atau rawan daya beli di tengah masyarakat.
"Upaya yang diprioritaskan adalah percepatan penyaluran raskin," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kabupaten Sukabumi, kepada Republika, Rabu (28/7).
Pendistribusian raskin ini telah dikoordinasikan dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Cianjur yang membawahi wilayah Kabupaten Sukabumi.
Percepatan ini, kata Asep, diharapkan dapat membantu meringankan warga miskin yang kesulitan membeli beras yang ada di pasaran. Terlebih, bagi para petani yang saat ini sudah tidak menanam padi akibat pengaruh musim kemarau.
Asep mengungkapkan, pada tahun ini kuota warga penerima raskin di Sukabumi mencapai sebanyak 181.719 rumah tangga sasaran (RTS). Ribuan kepala keluarga (KK) ini akan menerima jatah raskin sebanyak 15 kilogram per bulan dengan harga tebus Rp 1.600 per kilogram.
Pada 2013 ini, Asep melanjutkan, warga miskin akan menerima penyaluran raskin sebanyak 15 kali. Jumlah in lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 12 kali setahunnya.
Penyaluran raskin tambahan ini dilakukan pada Juni, Juli, dan September. Targetnya, penyaluran raskin tambahan ini dapat membantu warga yang terkena pengaruh dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Khususnya, dalam memenuhi kebutuhan pangan saat menghadapi musim kemarau. Asisten Daerah Bidang Pembangunan Setda Kabupaten Sukabumi, Dana Budiman menambahkan, pemkab membentuk tim khusus untuk memantau jalannya penyaluran raskin.
Harapannya, pendistribusian raskin dapat tepat sasaran. Sehingga tidak ada praktek penjualan raskin kepada warga yang bukan penerimanya atau warga mampu.
Penyaluran raskin, ujar Dana, mendapat pengawasan mulai dari tingkat rukun tetangga (RT) hingga kecamatan. Upaya ini sudah diterapkan sejak lama untuk menghindari adanya penyalahgunaan raskin.
Sementara itu Bulog mengaku siap menyalurkan raskin untuk wilayah Sukabumi.