Selasa 27 Aug 2013 06:43 WIB

Razia Senjata Rakitan Cipacing Tidak Spesifik

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Djibril Muhammad
Senjata Rakitan yang disita aparat (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO
Senjata Rakitan yang disita aparat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah operasi telah dilakukan oleh pihak kepolisian, mulai dari penahanan ratusan Air Soft Gun di Depok dan Jakarta Pusat sampai razia senjata api rakitan di Cipacing, Sumedang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Ihwal di Cipacing, polisi menduga adanya keterkaitan dengan pelaku teror penembakan di Tangerang yang menyebabkan tiga polisi tewas. Dugaan ini berasal dari temuan selongsong di tempat kejadian dan setelah dilakukan pengujian tim Labfor Polri, peluru tersebut keluar dari senjata api rakitan.

Menurut Kriminolog Universitas Indonesia, Mulyana W Kusumah, tindakan yang kepolisian lakukan merupakan aksi yang kurang spesifik dan efektif. Sebab, kondisi senjata seperti keakuratan dalam menembak itu sangat lemah.

"Padahal pelaku menembak tepat di kepala, ditambah sedang di atas motor yang notabenenya goyang," kata dia, Senin (26/8).

Ini yang menjadikan polisi berpikir ulang benar tidaknya asal senjata tersebut dari Cipacing. Mulyana menjelaskan, ada kemungkinan polisi langsung bertindak ke Cipacing karena melihat lokasi tersebut tempat pembuatan senjata api rakitan. Artinya sudah tertanam dalam mainstream polisi, senjata rakitan terhubung ke Cipacing.

Padahal, di Cipacing sendiri senjata rakitan tersebut sudah menjadi budaya turun temurun, entah senjata api atau senapan angin. Karena ini merupakan produk budaya, maka sulit untuk diberantas.

Mulyana melanjutkan, seharusnya polisi bisa meminta bantuan lebih intens kepada masyarakat terkait pengunkapan pelaku. Masyarakat dinilai bisa memudahkan tugas polisi. Mulyana berpendapat, pelaku penembakan merupakan warga juga yang ikut berbaur dengan masyarakat umumnya. "Kembangkan dengan partisipasi RT dan RW," kata dia.

Dari sini, polisi bisa sedikit mengalihkan perhatian dengan memelajari jaringan yang bergitu terorganisir. Mereka sudah tentu memiliki pola untuk melarikan diri serta digawangi dengan keahlian yang mumpuni seperti paham gunakan senjata dan mental yang kuat.

Terkait peluru, Mulyana mengamini adanya kemungkinan kaitan dengan PT Pindad. Pihak kepolisian diharapkan unutk menggali informasi dari PT Pindad. Informasi yang harus didapatkan adalah jalur distribusi.

"Saya kira itu juga sangat penting. Jangan lupa yang di Taman Mini Indonesia Indah itu menarik untuk di gali," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement