REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan nilai dolar AS atas nilai rupiah yang menyentuh level di atas Rp 11.000 tidak membuat dampak berarti bagi ongkos kenaikan haji.
Hal ini diungkapkan oleh salah satu Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) P.B Soedirman yang terletak di Jl. Raya Bogor KM. 24, Komplek Stie Kusuma Negara, Cijantung, Jakarta Timur.
"Bayar ONH (Ongkos Naik Haji) itu dibatasi dan sebelum awal Ramadhan pun pembayaran sudah selesai. Jadi pengaruh kenaikan dolar sekarang ya jelas nggak berpengaruh sama ONH", ujar Muhdi selaku pembimbing para calon jamaah haji saat ditemui RoL, di Jakarta, Senin (26/8)
Muhdi mengatakan, jika pada saat pembayaran haji ada kenaikan dolar yang tinggi, ia tetap akan memberi info tersebut kepada para calon jamaah haji yang ikut bimbingan di KBIH tersebut.
Lalu sekiranya ada jamaah yang tidak dapat membayar ONH karena harga dolar yang tinggi, maka calon jamaah haji tersebut akan kembali masuk daftar waiting list untuk tahun depan.
Sistem pembayarannya pun, ujarnya, memang diinstruksikan oleh Departemen Agama (Depag) menggunakan mata uang dolar. Namun tetap para jamaah harus membayar sendiri melalui bank.
"Sistem pembayarannya harus jamaah sendiri yang ke bank. Itu kan urusan jamah, selain itu kita juga supaya terhindar dari fitnah", ujarnya.
Kantor KBIH PB Soedirman ini tampak sepi oleh para calon jamaah haji. Itu dikarenakan bimbingan hanya dilakukan 12 kali sedangkan, Ahad (25/8) kemarin adalah hari terakhir bimbingan.
Persiapan menjelang keberangkatan haji pun sudah cukup matang. Ditambah, calon jamaah haji juga disertai oleh beberapa pembimbing selama di Mekkah hingga pulang ke Indonesia nantinya.