REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —- Kepolisian diminta untuk segera melakukan pengungkapan atas rentetan kasus penembakan yang menjadikan anggotanya sebagai korban.
Bila lamban, tak menutup kemungkinan kejahatan ini akan terus terulang dan menyebar tak hanya di Jakarta namun ke seluruh daerah.
Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar mengatakan, sembari penyelidikan terus berlangsung, seluruh polisi harus tetap bertugas seperti biasanya. Meskipun kini mereka ada dalam ancaman pembunuhan, namun keberanian Korps Bhayangkara harus tetap terjaga.
“Tugas polisi memang berhadapan dengan bahaya, harus tetap berani karena sudah kewajiban,” ujar Bambang yang juga mantan angota Korps Tri Brata ini kepada Republika Sabtu (24/8).
Bambang menambahakan, jika sampai rentetan pembunuhan ini membuat polisi getir, maka akan memberika efek kerugian yang luas. Menurut pria bergelar professor ini, justru kehadiran polisi harus terus ditingkatkan di tengah masyarakat demi menciptakan rasa keamanan sosial.
Melalui patroli yang selektif dan tetap dengan persiapan matang, Bambang berujar, selain membangun rasa aman bagi masyarakat, kasus-kasus penembakan ini pun dapat segera diungkap.
“Harus berani dan tetap hadir di tengah masyarakat. Tetapi tentu saja harus tetap waspada, informasi intelejen dapat ikut memperkuat,” ujar dia.
Seperti diketahui, tiga nyawa polisi melayang dalam waktu berdekatan tiga minggu terakhir ini. Pada 27 Juli lalu, Aipda Patah Saktiyono, anggota Satuan Lalu Lintas Wilayah Jakarta Pusat ditembak di kawasan Jl. Cirendeu Raya, Ciputat, Tangerang Selatan. Aipda Patah berhasil selamat setelah peluru menembus punggunya.
Dua minggu berselang, anggota Satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polsek Cilandak, Jakarta, Aiptu Dwiyatna, ditembak di kawasan Jl. Otista Raya, Ciputat, Tangerang Selatan. Peluru menghujam kepala Dwiyatna dan membuatnya tewas seketika.
Penembakan berlanjut, pada Jumat (16/7) Agustus Bripka Maulana dan Aiptu Kus Hendratma, anggota Polsek Pondok Aren, Tangerang Selatan, tewas ditembak saat hendak di jalanan Pondok Aren ketika hendak menunaikan tugasnya sebaga polisi.